Sidoarjo, <span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">NU Online<br></span></span>Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama, Pengurus Pusat Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PP LPTNU) bersama Direktorat Penjaminan Mutu Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) menggelar Bimbingan Teknis Sistem Penjamin Mutu Internal (Bimtek SPMI).<br><br>Bertempat di Hall Rohmatul Ummah Annahdliyah Universitas NU Sidoarjo pada Selasa (29/11), acara tersebut diikuti sekitar 100 orang perwakilan dari Lembaga Penjamin Mutu Perguruan Tinggi NU se-Jawa Timur.<br><br>Wakil Ketua PP LPTNU M Afifi yang hadir mewakili ketua PP LPTNU mengatakan, Bimtek SPMI tersebut merupakan komitmen Kemenristekdikti bersama PP LPTNU untuk mengawal dan mengadvokasi peningkatan mutu PTNU dan kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. <br><br>Menurutnya, pendidikan tinggi NU yang terdeteksi berjumlah 185 dari jumlah perkiraan 230 lebih, tak boleh stagnan atau mati. Selain itu, ada sekitar 12.000 lebih lembaga pendidikan yang dikelola Ma’arif yang harus memiliki saluran di jenjang pendidikan tinggi. "Jangan sampai PTNU jadi ‘kuburan’ bagi ratusan lembaga pendidikan tinggi NU itu sendiri," tegas M Afifi.<br><br>Ia menambahkan, target dari program Bimtek tersebut adalah tahun 2017, yakni minimal ada Program Studi (Prodi) di salah satu PTNU yang terakreditasi A. Sehingga prodi tersebut nantinya bisa dijadikan rujukan untuk perbaikan akreditasi. <br><br>Minimal, lanjut M Afifi, ada perubahan akreditasi yang awalnya mendapat C menjadi B, dan yang B menjadi A. Selain itu, untuk menyongsong 1 abad NU pada 2026 nanti dengan target dosen PTNU bergelar S3. <br><br>Pada Bimtek regional Jawa Timur tersebut PP LPTNU mendatangkan 7 fasilitator, yakni: Moses L Singgih, Noor Harini, Sukatejo, Achmad Zubaydi, Aulia Sita Aisyah, Jenny Mochtar dan Alfin Mustikawan. <span style="font-weight: bold;">(Moh Kholidun/Mahbib)<br></span><br><br>
