<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span><br></div><div>Jumat siang setelah takziah dan melepas jenazah sahabat karibnya almarhum KH Munawir Abdul Fatah di Krapyak, Yogyakarta, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) berkesempatan menyambangi Cendekiawan Buya Ahmad Syafi'i Maarif.</div><div><br></div><div>Gus Mus yang juga membawa anak, menantu, dan beberapa cucunya itu diantar oleh dokter Alim yang sekampung dengan Buya Syafi'i.</div><div><br></div><div>“Begitu selesai jumatan di Masjid Nogotirto dekat rumah dr Alim, dan baru saja selesai wiridan, Buya menghampiriku dan memelukku erat-erat. Kami berpelukan cukup lama, melepas rindu,” tutur Gus Mus dikutip <span style="font-style: italic;">NU Online,</span> Jumat (28/12) lewat instagramnya.</div><div><br></div><div>“Setelah mengambil anak-cucuku yang menunggu di rumah dr Alim, kami pun beramai-ramai <span style="font-style: italic;">sowan</span> tokoh yang sangat kami hormati dan kagumi ini,” imbuh Gus Mus.</div><div><br></div><div>Sementara itu, salah seorang putri Gus Mus, Ienas Tsuroiya dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kedua tokoh besar itu bertemu dengan wajah haru.</div><div><br></div><div>“Di depan mata saya, bertemulah dua tokoh besar bangsa ini dengan wajah haru,” ujar Ienas yang sebelumnya memandu keduanya untuk bertemu setelah selesai shalat Jumat.</div><div><br></div><div>Keduanya, lanjut ia, berucap lirih tapi mantab, “Assalaamu’alaikum”, langsung berpelukan erat-erat, seakan tak ingin lepas. Lama sekali.</div><div><br></div><div>“Saya rasakan, ada dialog batin antara keduanya dalam pelukan dan mimik haru itu. Tentang kerinduan yang dalam, tentang kegelisahan, tentang nasib bangsa ini, tentang kebahagiaan, tentang Tuhan,” ungkapnya. <span style="font-weight: bold;">(Fathoni)</span></div>
Nasional
Di Balik Pelukan Erat Gus Mus dan Buya Syafi&#039;i Maarif
- Jumat, 28 Desember 2018 | 13:40 WIB
