<div>Jakarta, <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">NU Online</span><br></div><div>Lembaga Pendidikan Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyadari adanya sejumlah tantangan yang harus dihadapi generasi muda saat ini dan akan datang. Oleh karenanya, LP Ma’arif terus menanamkan kepada para siswanya lima komponen, yakni penguasaan keahlian, teknologi dan informasi, bahasa, jaringan, dan karakter.</div><div><br></div><div>Ketua LP Maa’arif PBNU HZ Arifin Junaidi mengatakan, dalam hal kemandirian, generasi muda dituntut memiliki profesi yang dapat diandalkan sehingga bisa menunjang kelangsungan hidupnya. Kemandirian mesti ditopang suatu keterampilan agar seseorang tidak hanya bergantung pada pihak lain.</div><div><br></div><div>Arifin mengatakan, aspek penanaman kemandirian telah dimiliki oleh LP Ma’arif NU, karena sekolah atau madrasah di bawah naungan lembaga NU yang fokus di bidang pendidikan formal dasar dan menengah ini sangat dekat dengan pola pendidikan pesantren yang membekali para siswa dengan beragam keterampilan.</div><div><br></div><div>“Tinggal meneruskan apa yang dikembangkan pesantren,” kata Arifin kepada <span style="font-style: italic;">NU Online </span>di Jakarta, Selasa (2/5). </div><div><br></div><div>Untuk membekali siswa dalam keterampilan membangun jaringan dan komunikasi, LP Ma’arif NU mendorong pelatihan-pelatihan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Pelatihan ICT di antaranya dilakukan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kemarin. Pelatihan tersebut secara massif akan dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi siswa agar bisa memanfaatkan dunia digital. </div><div><br></div><div>Seorang penulis yang juga futuris, Alvin Tofler berpendapat bahwa dunia saat ini memasuki gelombang ketiga berupa era revolusi informasi. Teknologi informasi dan komunikasi teknologi menjadi hal utama karena kita masuk era industi 4,0. Era ini ditandai dengan orang-orang yang menguasai ekonomi kreatif bisa memimpin dunia. </div><div><br></div><div>Bill Gates memiliki status yang baik secara ekonomi dan sosial karena mendirikan perusahaan Microsoft. Kemudian Mark Zucker (pendiri Facebook) bisa dikenal dan memiliki kekayaan yang melimpah karena dia kreatif. papar menguasai dunia. </div><div><br></div><div>“Kita tidak ingin ketinggalan,” ungkap Arifin. </div><div><br></div><div>Untuk memperkuat hal itu, LP Ma’arif NU menggandeng kerja sama dengan beberapa negara seperti Taiwan, Singapura, Australia, dan Mesir.</div><div><br></div><div>Dalam hal penguasaan bahasa, sekolah-sekolah LP Ma’arif NU menerapkan penggunaan dua bahasa (bilingual), dan bahkan beberapa sekolah menerapkan trilingual (tiga bahasa).</div><div><br></div><div>Kesuksesan seseorang tidak luput dari kuatnya karakter yang dimiliki. Pembentukan karakter bagi LP Ma’arif NU diterapkan sehingga sangat membedakannya dengan sekolah lainnya. </div><div><br></div><div>Arifin menyebut, di sekolah-sekolah LP Ma’arif NU tidak ditemukan kasus penggunaan naroba, tawuran, apalagi ekstremisme. Hal itu karena kuatnya karakter yang ditanamkan kepada siswa.</div><div><br></div><div>LP Ma’arif NU mengadopsi apa yang diajarkan dalam Al-Qur’an, yakni uswatun khasanah, yakni guru mendidik siswa dengan keteladanan, bukan hanya teori-teori. Karakter demikian hakikatnya telah menyatu dalam diri guru di sekolah atau madrasah NU.</div><div><br></div><div>Penguasaan pengetahuan menurutnya tak bisa mengabaikan sisi afektif. “Kita berikan contoh bagaimana kita bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” tegas Arifin. <span style="font-weight: bold;">(Kendi Setiawan/Mahbib)</span></div><div><br></div>
Nasional
Hadapi Tantangan Global, LP Ma&rsquo;arif NU Perkuat Lima Hal
- Kamis, 3 Mei 2018 | 08:00 WIB