Jakarta, <strong><em>NU Online<br />
</em></strong>Penyisiran Daftar Pemilih Tetap (DPT) tetap dilaksanakan hari ini, Rabu (8/7), saat pemilihan presiden (Pilpres) danproses penghitungan suara sedang berlangsung. Pelanggaran akibat kesimpangsiuran DPT masih sangat mungkin terjadi.<br />
<br />
Dua tim kampanye calon presiden dan calon wakil presiden, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto, beserta Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa kemarin menemukan data ganda sekitar 11,21 juta pemilih dalam daftar pemilih tetap di wilayah Pulau Jawa.<><br />
<br />
"Karena waktu tidak ada, kita tetap menyisir sebagai bukti ke depannya kalau ada kecurangan," tutur JK usai mengikuti doa dan zikir bersama menjelang Pilpres bersama tokoh ulama dan ormas Islam di kediamannya tadi malam.<br />
<br />
Kedua tim beserta KPU baru menyisir 70 kabupaten dari sekitar 450 kabupaten di seluruh Indonesia. ”Kita sisir sendiri terus karena kita akan jadikan bukti di belakang hari,” kata JK.<br />
<br />
Meski demikian pihaknya menyadari perbaikan DPT tak dapat diupayakan dalam waktu sesingkat ini. JK mengatakan pihaknya akan melakukan antisipasi dengan mempersiapkan saksi dari tingkat desa sampai kabupaten/kota.<br />
<br />
Dari hasil penyisiran sebelumnya yang dilaporkan Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary ditemukan data ganda sekitar 11,21 juta pemilih dalam daftar pemilih tetap di wilayah Pulau Jawa.<br />
<br />
Temuan itu berupa nomor induk kependudukan (NIK) yang sama berjumlah 5,89 juta; NIK dan nama sama sebanyak 2,79 juta; kemudian NIK, nama, dan tanggal lahir sama sebanyak 1,39 juta; serta NIK, nama, tanggal lahir, dan alamat sama 1,148 juta.<br />
<br />
Meski demikian, Hafiz tetap bersikukuh bahwa temuan itu belum tentu pemilih ganda. ”Kami sudah memerintahkan agar semua petugas menyisir lagi DPT sampai dengan saat pemungutan suara,” ujarnya. (sam/kcm)
