Jakarta, <span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">NU Online</span></span><br>Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup yang jatuh tanggal 8 Juni, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBINU) menyelenggarakan diskusi publik bertema “Mewujudkan Kawasan Pesisir untuk Kehidupan Lebih Baik” di Gedung PBNU, Jakartam Jumat (10/6) sore.<br><br>Forum tersebut terselenggara atas kerja sama LPBINU dengan Dompet Dhuafa Semesta Hijau, Koalisi untuk Keadilan Perikanan (Kiara), dan Humanitaria Forum Indonesia (HFI).<br><br>Syamsul Ardiansyah mewakili Dompet Dhuafa menyampaikan, pada saat pelantikan sebagai Presiden RI, Joko Widodo mengatakan maritim menjadi tema khusus dan sentral dalam pembangunan lima tahun masa jabatannya. <br><br>Selain itu maritim merupakan kekuatan pokok kekuatan bangsa Indonesia karena wilayah Indonesia berupa kepulauan. Maritim bukanlah pemisah, melainkan penghubung. Hal itu tercermin pula dalam lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”.<br><br>Sayangnya, wilayah pesisir menghadapi sejumlah persoalan. Ancaman permukaan laut dialami masyarakat yang bermukim di pesisir, dan merupakan masyarakat yang paling miskin di Indonesia. Masyarakat pesisir dapat dikatakan sebagai kantong kemiskinan.<br><br>Oleh karena itu, persoalan pesisir dapat dipandang dari aspek lingkungan dan aspek kemanusiaan. Syamsul menegaskan, harus ada kekuatan mengikat yang kuat agar kehidupan masyarakat pesisir lebih baik di masa mendatang.<br><br>Sementara Ketua LPBINU Ali Yusuf mengatakan bahwa LPBINU sangat peduli dengan isu-isu lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk persoalan lingkungan dan masyarakat pesisir. Ia berharap diskusi ini berlanjut dengan tindakan nyata yang perlu dilakukan dengan adanya kerja sama semua pihak.<br><br>Turut hadir sebagai pembicara adalah Elrita Nisom dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, dr Abdul Latif Bustomi dari LPBINU, dan Abdul Halim dari KIARA.<span style="font-weight: bold;"> (Kendi Setiawan/Mahbib) </span><br><br>
Nasional LAINNYA
