<P>Jakarta, <STRONG><EM>NU Online<BR></EM></STRONG>Hasyim Muzadi, calon wakil presiden dari PDI Perjuangan, menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya jumlah golongan putih (golput). Demikian dingkapkan Hasyim seusai deklarasi Komite Nasional Gerakan Politik Buruh Indonesia Mendukung Mega-Hasyim di Jakarta kemarin.</P>
<P>Hasyim menilai golput tidak berguna dan tidak mendidik karena golput tidak diikutkan dalam penghitungan suara. "Kalau dihitung mungkin bisa dijadikan alat demokratisasi. Golput itu tidak dihitung. Yang dihitung (hanya) yang dicoblos, jadi kan mubazir. Mubazir ini artinya tidak mendidik," kata Hasyim.</P><>
<P>Pernyataan Hasyim itu diungkapkan menyusul kekhawatiran calon presiden dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terhadap kemungkinan banyaknya golput pada pemilihan presiden putaran kedua, 20 September. Di Masjid At-Tahiriyah, Jakarta, Jumat (16/7), Yudhoyono mengimbau masyarakat untuk menggunakan hak politiknya.</P>
<P>Sebelumnya, 11 ormas Islam telah mengeluarkan sikap untuk tidak menentukan pilihan pada putaran kedua. Wakil Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin menyatakan, sikap itu berbeda dengan sikap golput. "Kami tetap akan datang ke TPS untuk memberikan suara," kata Din kepada para wartawan di Semarang, Jawa Tengah, kemarin. (cih)</P>