Inovasi Penyaluran Bantuan LPBINU untuk Warga Terdampak Covid-19

Relawan mengantar bantuan kepada penerima yang berhalangan mendatangi warung yang bekerjasama. (Foto: LPBINU)
<p>Jakarta, <em><strong>NU Online</strong></em><br /> Inovasi yang menyesuaikan teknologi kekinian dalam membantu masyarakat terdampak Covid-19 dilakukan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU). Dalam program yang disebut pemberian bantuan dengan Mekanisme BaNTu dan Digital diawali kerja sama dengan penyedia jasa <em>fintech</em>, seleksi calon penerima bantuan, seleksi warung atau toko lokal, penyiapan distribusi bantuan, dan pelaksanaan distribusi bantuan.</p> <p><br /> Setelah tahap kerja sama dengan penyedia jasa <em>fintech,&nbsp;</em>dilakukan rencana teknis distribusi bantuan, standar teknis distribusi bantuan,&nbsp;penyediaan <em>e-voucher</em> dan teknologi pengenalan wajah via <em>smartphone</em>, pembuatan dashboard pemantauan distribusi, dan pendampingan teknis.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&quot;Kemudian pada seleksi calon penerima bantuan, ini berdasarkan data warga oleh Pokja bersama aparat pemerintah desa dan Tim Lokal LPBINU,&quot; kata Ketua LPBI PBNU M Ali Yusuf saat&nbsp;<a href="https://www.youtube.com/watch?v=4izETkdn3IM" target="_blank">Webinar&nbsp;Tantangan Penanggulangan Covid-19 di Pesantren,</a>&nbsp;Jumat (25/12) malam.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Calon penerima bantuan lalu difoto wajah, foto kopi KTP &amp; NIK-nya. Sementara warung atau toko menandatangani kontrak kerja dengan pihak <em>fintech.</em> Setelah itu, setiap warung atau toko yang bekerjasama mendapatkan akun. Toko lalu menyediakan barang bantuan yang akan disalurkan.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Setelah melalui semua tahap, pengambilan barang dilakukan berdasarkan jadwal yang disepakati bersama. Jika berhalangan, bantuan akan diantar ke rumah calon penerima bantuan. &quot;Untuk memastikan penyaluran bantuan, distribusi terekam di <em>dashboard</em> pemantauan <em>realtime</em> LPBI NU,&quot; papar Ali.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Ali mengatakan dengan cara tersebut, LPBINU berhasil memberikan manfaat kepada 2.236 KK di Gresik; 4.504 KK di &nbsp;Buleleng; 5.710 KK di Pasuruan; 3.053 KK di Malang; 2.178 KK di Lamongan; 3.134 KK di Kediri; 2.552 KK di Sidoarjo; 2.867 KK di Lombok Barat; dan 2.245 KK di Jembrana.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Penyaluran bantuan dengan model tersebut adalah satu dari berbagai langkah yang dilakukan LPBINU. Sebagai bagian dari NU Peduli, LPBINU juga mengadakan tiga serial pelatihan Peningkatan KapasitasTim Pelaksana Program; Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) dengan rincian 847 orang Pokja di 121 RW yang mencakup aparat desa/RT/RW, tokoh masyarakat, perwakilan kelompok perempuan dan&nbsp;pemuda serta bidan/tenaga kesehatan.</p> <p><br /> Langkah lainnya adalah pendataan warga berbasis geospasial yang mencakup 127,809 jiwa atau 29.832 KK&nbsp; di mana nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, riwayat kesehatan, kondisi disabilitas dan nomor kontak kepala keluarga&nbsp;diinput oleh Pokja via <em>smartphone,</em> kemudian divisualisasi melalui <em>dashboard geotagging</em>.<br /> &nbsp;</p> <p>LPBINU juga melakukan survei efektivitas komunikasi risiko pemerintah terkait Covid-19 diJatim, Bali dan NTB; melakukan kampanye publik pencegahan Covid-19&nbsp;melalui alat peraga dan sosialisasi di rumah ibadah serta kegiatan keagamaan; penyediaan fasilitas pendukung untuk pencegahan Covid-19&nbsp;mencakup distribusi masker ke seluruh warga dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat-tempat strategis atau fasilitas publik.</p> <p><br /> Tak hanya itu, penyusunan SOP Pencegahan Covid-19 Berbasis RW dan monitoring rutin kesehatan warga; penyusunan SOP Karantina Berbasis RW bagi Suspek dan Penyediaan Fasilitas Karantina tidak ketinggalan dilakukan.</p> <p><br /> Ali menegaskan aktivitas penanggulangan bencana Covid-19 jika dilakukan secara sinergis dan kolaboratif, hasil dan manfaatnya jauh lebih maksimal, lebih berkualitas, lebih efisien dan lebih efektif. Hal yang tak kalah penting untuk diingat, praktik penanggulangan bencana Covid-19 saat ini harus menjadi pembelajaran bersama bagi semua pihak untuk memperbaiki kualitas aktivitas dan program selanjutnya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&quot;Sehingga dapat memperkuat ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana,&quot; tegasnya.</p> <p><br /> Pewarta: Kendi Setiawan<br /> Editor: Muhammad Faizin&emsp;<br /> &nbsp;</p>

Nasional LAINNYA