<P>Jakarta, <STRONG><EM>NU Online</EM></STRONG><BR>Intervensi asing dalam membentuk opini tampaknya "menggila" di pilpres yang bertujuan mengokohkan kepentingan kapitalisme global dengan membuat skenario yang bisa menjamin kepentingan negara maju. Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif, Yayasan Sentra Reformasi dan Dakwah Strategis (Serads), Ivan Iskandar, ketika menyampaikan manisfo politik yayasan itu di Palembang, Kamis (22/07). </P>
<P>Menurut dia, indikasi intervensi asing tersebut terlihat dari kentalnya skenario mengeliminasi kekuatan kaum nasionalis religius, dengan menyingkirkan Gus Dur , Amien Rais, dan Megawati Ketiga tokoh nasionalis dan religius itu mereka anggap dapat mengancam strategi global mereka karena dianggap sebagai kekuatan hegemoni.</P><>
<P>Indikasi lainnya adalah berupaya menaikkan tokoh militer yang mereka anggap bisa diajak bekerjasama dalam mewujudkan kepentingan serta menggandeng konglomerat "hitam" sebagai kongsi dagang yang menguntungkan mereka. Ia menambahkan, cara lainnya adalah dengan mendiskreditkan umat Islam melalui isu terorisme sehingga membuat umat mayoritas ini mengalami marginalisasi secara kultural, ekonomi dan politik padahal secara kuantitas mereka cukup besar.</P>
<P>Menurut dia, tujuan akhir dari skenario ini adalah untuk menguasai kekayaan alam, sekaligus menjadikan penduduk Indonesia sebagai objek yang potensial untuk pasar mereka. Sehubungan dengan itu, dia berharap agar pemimpin yang terpilih harus mampu memandirikan bangsa ini, dengan cara membebaskan negeri ini dari jeratan kapitalisme global sekaligus memberikan kesempatan lebih luas bagi anak negeri dalam pengelolaan sumber daya alam.</P>
<P>"Indonesia kaya dengan sumber daya alam, seperti tambang minyak dan batubara, seharusnya bangsa diberikan kesempatan yang lebih besar ketimbang orang atau perusahaan asing," katanya. (/cih)</P>
