Jalin Kemitraan, LPPNU Jember Budidayakan Kacang Panjang

gambar: kenalihama.blogspot.co.id/
<p>Jember, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></p><p>Budidaya kacang panjang bisa menjadi solusi di tengah kian suramnya harga tembakau di Kabupaten Jember dan sekitarnya. Inilah yang ditawarkan oleh Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Cabang Jember. </p><p>Memang, dalam beberapa tahun terakhir, petani tembakau kerap menjerit karena harga tembakau terus menurun, bahkan jauh di bawah biaya produksi. </p><p>Menurut penasehat LPPNU Cabang Jember, H. Slamet Sulistiyono, budidaya kacang panjang tersebut sangat prospektif. Hasilnya lebih menguntungkan dibanding menaman padi, jagung dan bahkan tembakau yang selama ini sering membuat petani gigit jari. </p><p>“Kacang panjang dibeli perusahaan. Harganya tidak fluktuatif&nbsp; karena ditentukan di awal. Jadi untungnya sudah kelihatan. Petani tinggal merawat agar kacang panjang tumbuh sehat dan subur,” ucapnya kepada NU Online via sambungan telepon seluler di Jember, Senin (19/12).</p><p>H. Slamet menambahkan, untuk keperluan tersebut, LPPNU Cabang Jember akan menjalin kemitraan dengan sebuah perusaan pembenihan swasta guna memproduksi kacang panjang. Untuk tahap awal, kemitraan tersebut bakal melibatkan petani, terutama pengurus NU di tingkat MWC dan Ranting. Selain bantuan benih kacang panjang dari perusahaan sebanyak 20 kilogram/hektar, personil LPPNU yang sudah dilatih oleh perusahaan, juga siap memberikan pendampingan sejak penanaman hingga panen. </p><p>“Hasil panen, sepenuhnya milik petani. Tidak dibagi hasil. Pendamping juga gratis. Petani cuma membayar ganti rugi benih,” lanjutnya.</p><p>Program budidaya kacang panjang tersebut, kata H. Slamet, sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 1990, dan dikembangkan di beberapa daerah di luar pulau Jawa. Dan ternyata program tersebut berhasil meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. </p><p>“Selain di Jember, saat ini juga sedang dikembangkan&nbsp; di Lampung, Banten, Jawa Tengah dan Bali. Syaratnya juga gampang, petani hanya wajib menyediakan lahan seluas minimal 1.000 M2,” urainya pria yang juga Direktur PT. Benih Citra Asia itu. (aryudi a. razaq/abdullah alawi)<br><br></p>

Nasional LAINNYA