Jaringan Pesantren Miliki Nilai Strategis dalam Pilpres

<P>Jakarta, <STRONG>NU Online</STRONG><BR>Kunjungan para capres ke berbagai pesantren merupakan sesuatu yang wajar karena pesantren itu merupakan pusat budaya masyarakat. Kalau seorang calon presiden datang ke pesantren, dengan sendirinya ia bisa menarik perhatian masyarakat sekitarnya. “Dalam kondisi seperti itu, pesantren sangat strategis untuk menarik dukungan politik,” ungkap wakil direktur LP3ES Enceng Sobirin ketika dihubungi NU Online per telepon.</P> <P>Ditambahkannya bahwa pada pesantren-pesantren dengan kyai tertentu yang pengaruhnya luas, kehadiran di pesantren seperti itu memiliki efek berangkai melalui jaringan alumni dan masyarakat sekitarnya. “Kenapa calon presiden ke pesantren sangat strategis, ada komunikasi berangkai terhadap kehadiran seorang capres ke sana,” tegasnya.</P><> <P>Berkaitan dengan dukung mendukung pesantren terhadap salah satu calon, hal tersebut sah-sah saja asal visi dan misi capres tersebut sesuai dengan aspirasi politiknya dan soal-soal yang lebih konkrit dalam persoalan pengelolaan negara. </P> <P>“Kalau capres yang datang tersebut sesuai dengan aspirasinya mengapa tidak. Kalau kurang sesuai yaa mungkin di tolak atau berterus terang saja, walaupun itu bukan budaya pesantren. Pesantren menerima kunjungan dari siapa saja, yang paling penting, memberikan dukungan bisa saja kalau memang sesuai visinya,” tambahnya.</P> <P>Berkaitan dengan adanya dua orang cawapres dari kalangan nahdiyyin, yaitu KH Hasyim Muzadi dan Gus Sholah yang datang ke berbagai pesantren dan meminta dukungan hal tersebut tidak akan membingungkan ummat.</P> <P>“Ini merupakan satu proses pendidikan yang sangat baik untuk mempercepat pendidikan politik warga NU. Yaa itu tidak perlu disesali. Para tokohnya saja yang ngomong masyarakat NU bingung, nga masalah itu,” tandasnya.</P> <P>Dijelaskannya bahwa dengan kondisi seperti ini orang akan belajar dan mencari penjelasan. Enceng berpendapat “Masyarakat sekarang memiliki banyak alternatif untuk bertanya. Menurut saya hal-hal semacam itu sangat penting agar masyarakat sadar informasi yang datang dari manapun. Jadi kehadiran seorang pesantren itu baik-baik saja, dan perbedaan pilihan pesantren satu dengan lainnya itu baik-baik saja sejauh tidak diperuncing atau menjadi konflik.”</P> <P>Perbedaan pilihan juga menjadi bahan pelajaran bagi pesantren untuk semakin dewasa dalam berpolitik. Kedewasaan tidak muncul begitu saja, tetapi muncul melalui satu pemicu. Kalau dibiasakan berbeda, akan menganggapnya sebagai biasa saja. Itulah indikasi masyarakat yang sudah matang.</P> <P>Kunjungan ke berbagai pesantren dan meminta dukungan dari kyai tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa politisi kita adalah politisi yang tidak mau bekerja keras karena mereka tidak memiliki akar dalam masyarakat. Karena itulah mereka memanfaatkan orang yang punya akar untuk membangun komunikasi politik dengan memanfaatkan orang yang memiliki akar dan pengaruh di masyarakat. Ke depan politisi semacam itu akan menjadi olok-olokan. Mereka harus mengandalakan legitimasinya dari masyarakat, bukan dari atas.(mkf)<BR></P>

Nasional LAINNYA