<div>Babat, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span><br></div><div>Peringatan Hari Santri Nasional adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari perjuangan para kiai dan santri Nusantara dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Mengenang kembali dan mencoba memaknai atas pengorbanan para kiai dan santri untuk NKRI adalah tugas mulia para generasi. </div><div><br></div><div>Hal inilah yang coba ditunjukkan Satuan Komando (Sako) Pramuka Maarif PCNU Babat, Jawa Timur. Pada peringatan Hari Santri Sako Maarif NU Babat menggelar kegiatan jelajah santri Ahad (29/10) di bumi kelahiran Jaka Tingkir, Desa Pringgoboyo Kecamatan Maduran. </div><div><br></div><div>Jelajah Santri 1 yang bertema <span style="font-style: italic;">Dengan Jelajah Santri Telusuri Kembali Situs Perjuangan NKRI,</span> diikuti 165 regu penggalang Pa dan Pi dengan jumlah peserta 1.320 orang dari lembaga pendidikan di wilayah binaan PC LP Maarif NU Babat.</div><div><br></div><div>Jelajah santri merupakan salah satu <span style="font-style: italic;">event </span>terbesar di tahun kedua berdirinya PCNU Babat yang memiliki tujuan menjalin ukhuwah dan mengukuhkan eksistensi sebagai cabang yang keberdaannya adalah maslahah untuk umat, serta sebagai pengembangan potensi kader dalm bidang kepanduan.</div><div><br></div><div>Kegiatan Jelajah Santri Perdana berlangsung ukses, mengingat jumlah peserta yang berpartisipasi membludak dan dihadiri oleh semua lini, mulai dari Muspika Kecamatab Maduran, Pengurus Cabang NU setempat beserta Badan Otonomnya sampai kepengurusan NU ditingkat ranting. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Ketua PW LP Maarif NU Jawa Timur, KH Abd. Haris.</div><div><br></div><div>Kiai Haris menyampaikan sangat tepat jelajah santri Sako Babat ini ditempatkan di Desa Pringgoboyo, karena di desa inilah telah ditemukan situs jejak santri yang dikenal dengan panggilan Mas Karebet atau Jaka Tingkir.</div><div><br></div><div>“Dalam sejarah singkatnya Jaka Tingkir adalah keluarga istana berselisih dengan keluarga dan menyingkir ke Madura, lalu berniat kembali ke istana dengan membawa bala tentara, namun setiba di Pringgoboyo berhenti dan menginap sementara,” kata Kiai Haris.</div><div><br></div><div>Pada saat menhginap itu, lanjut Kiai Haris, ternyata Tuhan memberi isyarat dengan mimpi yang tak terkira. Jaka Tingkir tak perlu kembali ke istana untuk berkuasa.</div><div><br></div><div>“Namun cukup menetap di desa tersebut bersua dengan rakyat jelata sampai ajal menjemputnya, demikian pungkas Haris mengakhiri kisahnya,” Kiai Haris menambahkan. </div><div><br></div><div>Kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai ajang seleksi jelajah santri 4 Sako Maarif Jawa Timur di Sidayu Gresik tanggal 5 November 2017. </div><div><br></div><div>Selain Jelajah Santri, pada waktu yang bersamaan juga diluncurkan Mobil Operasional PC LP Ma’arif NU Babat sebagai sarana layanan transportasi.</div><div><br></div><div>Sambutan meriah pun membahana di seluruh sudut lapangan upacara pembukaan sebagai bentuk apresiasi sebagian prestasi yang dicapainya. <span style="font-weight: bold;">(Wiwin/Kendi Setiawan)</span></div><div><br></div>