<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></div><div><div>Sebagai salah satu badan otonom NU, Fatayat NU merupakan bagian dari organisasi masyarakat yang memiliki jumlah anggota di akar rumput dengan jumlah besar. Karena itu, Fatayat NU memiliki peran penting bagaimana mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan bijak. </div><div><br></div></div><div>Menyambut pesta demokrasi lima tahunan pada 17 April 2019 nanti, Fatayat NU meluncurkan Gerakan Ronda Pemilu (GRP). Gerakan ini melibatkan seluruh anggota Fatayat NU baik pusat hingga ranting. Baik struktural maupun non struktural. GRP atau Gerakan Ronda Pemilu resmi dideklarasikan pada Rabu (3/4) bertepatan dengan peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw dan Konsolidasi Nasional PP Fatayat NU di Jakarta.</div><div><br></div><div>"GRP didorong oleh kesadaran Fatayat NU akan pentingnya peranan lintas sektoral untuk menyukseskan Pemilu agar aman, damai, dan menghasilkan kepemimpinan yang kuat dan konstitusional," kata Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini kepada wartawan pada peluncuran GRP di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta PUsat. </div><div><br></div><div>Menurut Anggia, GRP salah satunya untuk mencegah golput pada Pemilu mendatang. Semakin sedikit angka golput , kata Angga, semakin baik perjalanan demokrasi Indonesia.</div><div><br></div><div> "Fatayat NU merasa berkepentingan untuk terus membuka dan menanamkan kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi," tegas Anggia. </div><div><br></div><div>Selain itu, Anggia juga mengatakan terdapat tantangan saat ini yaitu penyebaran hoaks, fitnah, berita-berita bohong yang menyesatkan. Fatayat NU harus berbuat sesuatu mencegah penyebaran hoaks tersebut.</div><div><br></div><div>Penyebaran berita hoaks yang makin massif menduduki angka yang cukup tinggi. Kominfo merilis lebih dari 800 ribu situs di Indonesia yang menyebarkan berita bohong dan sebanyak 44 persen masyarakat Indonesia tidak mampu membedakan berita yang benar atau berita hoaks.</div><div><br></div><div>Gerakan Ronda Pemilu oleh Fatayat NU tak lain bertujuan untuk mengajak perempuan Indonesia terutama kader-kader Fatayat NU untuk menggerakkan masyarakat terutama perempuan agar terlibat langsung dalam pemilihan, tidak golput, menggerakkan kader Fatayat NU untuk menjadi sukarelawan pemantau proses Pemilu mulai dari pengambilan suara hingga penghitungan. </div><div><br></div><div>Untuk efektivitas GRP, Fatayat NU menginisiasi terbentuknya Barisan Gerakan Ronda Pemilu yang anggotanya adalah perempuan-perempuan sukarelawan pemantau Pemilu. Semacam ronda dengan tugas utamanya adalah mengamankan dan memastikan proses pemilihan umum di tempat terdekat berjalan lancar tanpa kecurangan.</div><div><br></div><div>"Di sini relawan perempuan fungsinya sebagai pemantau, pendingin, penyejuk atau pendamai jika terjadi konflik," kata Anggia.</div><div><br></div><div>Struktur Fatayat NU di tingkat ranting atau desa dalam hal ini menjadi garda terdepan. GRP di tingkat desa sangat berperan penting dalam mengawal dan memaatikan proses Pemilu.</div><div><br></div><div>"GRP secara nasional sangat potensial menjadi sebuah gerakan perempuan pemilu damai dengan tugas dan tanggungjawab partisipatifnya sebagai warga negara," tegasnya. <span style="font-weight: bold;">(Kendi Setiawan)</span></div>
Nasional
Jelang Pemilu, Fatayat NU Kampanyekan Jangan Golput dan Lawan Hoaks
- Rabu, 3 April 2019 | 09:15 WIB
