<p>Kudus, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Menjelang pelaksanaan pemilihan presiden, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) diminta berhati-hati mengeluarkan pernyataan politik. Hal ini untuk menjaga kondusivitas dan menghindari perpecahan di kalangan warga.<br /><><br />Pernyataan ini disampaikan Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh saat dihubungi <em>NU Online</em>, Rabu (14/5). Dikatakan, tokoh NU harus selalu menekankan seruan moral tanpa dilatarbelakangi kepentingan partai politik maupun calon presiden tertentu.<br /><br />"Jangan terlalu berlebihan larut dalam persoalan politik. Kembalilah pada isu kesejahteraan dan moral umat," tegas kiai yang sering disapa Gus Ubaid ini.<br /><br />Ia mengingatkan terjadinya perpecahan (firqah) dalam agama berbarengan dengan peristiwa politik. "Makanya kiai-kiai NU harus hati-hati. Termasuk santri juga jangan mengompori dan memanipulasi pernyataan dan sikap kiai," tandasnya.<br /><br />Kepada pendukung capres, Gus Ubaid mengharapkan supaya menarik simpati sesuai etika politik tanpa menjelek-jelekkan lawannya. Begitu pula, para wartawan harus berimbang dalam menyampaikan informasi. "Tidaklah elok bila harus menjelek-jelekkan lawan politik," tegasnya lagi singkat.<br /><br />Ditanya tentang sikap politik PWNU Jateng, Gus Ubaid menyatakan secara lembaga tetap bersikap netral dan tidak memberi dukungan kepada salah satu kandidat capres. "Meskipun begitu, NU tetap membimbing," ujarnya tanpa merinci penjelasannya. <strong>(Qomarul Adib/Mahbib)</strong><br /><br /></p>