Kepsek Maarif NU se-Jatim Antisipasi Kurikulum 2013

<p>Sidoarjo, <em><strong>NU Online</strong></em><br />Sebanyak 170 pimpinan dan kepala sekolah (kepsek) Lembaga Pendidikan Maarif NU se-Jawa Timur mengantisipasi perubahan kurikulum atau kurikulum pendidikan 2013.<><br /><br />"Kurikulum pendidikan akan berubah, karena itu jajaran LP Maarif NU se-Jatim juga harus berubah, sebab kalau tidak akan gagal akibat salah strategi," kata Ketua LP Maarif NU Jatim Dr A Muzakki di Sidoarjo baru-baru ini.<br /><br />Ia mengemukakan hal itu dalam rapat kerja pimpinan dan kepsek LP Maarif NU Jatim yang dibuka Ketua PWNU Jatim KHM Mutawakkil Alallah dan dihadiri Wagub Jatim H Saifullah Yusuf (Gus Ipul).<br /><br />"Dalam raker pada 1-2 Desember itu, kami juga akan membahas pendidikan profesi guru, karena kurikulum juga sangat ditentukan kualitas guru," katanya.<br /><br />Sementara itu, Wagub Jatim H Saifullah Yusuf menegaskan bahwa masa depan NU sangat ditentukan LP Maarif NU, karena 15-20 tahun lagi apa yang dihasilkan LP Maarif NU akan mewarnai kepemimpinan NU saat itu.<br /><br />"Kurikulum pendidikan itu penting, tapi guru juga sangat menentukan. Sekitar 50 persen masalah pendidikan sangat ditentukan guru, sedangkan lainnya fasilitas, sarana prasarana, dan kurikulum," katanya.<br /><br />Untuk kurikulum, katanya, hal terpenting adalah kurikulum yang membuat anak didik akan selalu ingat kepada Allah. "Jadi apa saja ingat Allah, jadi pejabat ingat Allah, jadi anggota DPRD juga ingat Allah," katanya.<br /><br />Tentang guru, Gus Ipul yang pernah menjabat Ketua Umum PP GP Ansor itu menegaskan bahwa sukses anak didik sangat ditentukan guru. "Buktinya para kiai yang totalitas dalam mendidik telah mencetak santri sukses," katanya.<br /><br />Secara terpisah, Sekretaris PW LP Maarif NU Jatim Drs H Abdullah Sani MPd menyoroti sikap pemerintah yang kurang terbuka dalam "draft" perubahan kurikulum pendidikan itu.<br /><br />"Kami berusaha mengakses draft perubahan kurikulum itu, tapi tidak bisa, lalu apa yang bisa kami usulkan bila draft perubahan itu sulit diakses. Bisa jadi, apa yang kami usulkan justru tidak pas," katanya.<br /><br />Ia mencontohkan rencana pemerintah melebur IPA dan IPS dalam mata pelajaran lain, tentu akan justru menghilangkan pola pendidikan saintis. "Tapi, kami sendiri tidak tahu persis prinsip peleburan itu, karena draft perubahan kurikulum pendidikan itu tidak bisa diakses," katanya.&nbsp;</p> <p><br /><strong>Redaktur: Mukafi Niam</strong><br /><strong>Sumber &nbsp;: Antara</strong></p>

Nasional LAINNYA