<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span><br></div><div>Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa perhelatan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2019 tidak terkait dengan Pemilihan Presiden.<br></div><div><br></div><div>"Jadi (Munas-Konbes NU) tidak ada kaitannya dengan Pilpres. Tidak sama sekali," kata Kiai Said pada konferensi pers Munas-Konbes NU di Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat, Kamis (21/2) malam.</div><div><br></div><div>Kiai Said menjelaskan bahwa Munas-Konbes NU dilaksanakan dua kali selama lima tahun. Hal itu berdasarkan hasil Muktamar NU yang diselenggarakan di Makassar pada 2010.</div><div><br></div><div>"Sesuai amanat Muktamar Makassar bahwa Munas itu dilaksanakan dua kali dalam lima tahun. Sebelum Makassar sekali, setelah Muktamar Makassar dua kali dalam lima tahun," ucapnya.</div><div><br></div><div>Adapun di antara tujuan dari Munas-Konbes NU sendiri, sambung Kiai Said, ialah untuk mengevaluasi, memberikan solusi, dan rekomendasi kepada semua pihak, termasuk pemerintah.</div><div><br></div><div>"(Jadi) Sama sekali tidak ada kaitannya dengan Pilpres," ia menegaskan.</div><div><br></div><div>Kiai Said mengatakan bahwa sejak dulu, sekarang, dan selamanya NU bertanggung jawab menjaga keutuhan dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</div><div><br></div><div>"Maka NU selalu bersama konstitusi. NU Selamanya bersama konstitusi,” ucapnya.</div><div><br></div><div>Oleh karena itu, Kiai Said menegaskan bahwa siapa pun yang mengancam dan berupaya memcehah NKRI akan berhadapan dengan NU, sekali pun gerakan yang akan memecah belah tersebut beratasnamakan Islam.</div><div><br></div><div>“Atas nama apa pun dan siapa pun yang mengakibatkan perpecahan, adu domba sehingga negara kita terancam pecah, maka NU akan di depan melawan mereka,” ucapnya.</div><div><br></div><div>Kiai Said melanjutkan, NU sendiri pernah memutuskan bahwa kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII) merupakan bughot atau separatisme, sehingga keberadaanya harus diperangi. </div><div><br></div><div>“Dulu DI/TII, juga NU memutuskan bahwa gerakan mereka adalah bughot, separatisme harus diperangi, tapi tidak mengkafirkan,” ucapnya. </div><div><br></div><div>Sebagaimana diketahui, Munas-Konbes NU akan dilaksanakan di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Banjar, Jawa Barat pada 27 Februari hingga 1 Maret 2019. <span style="font-weight: bold;">(Husni Sahal/Kendi Setiawan)</span></div>
Nasional
Ketum PBNU Tegaskan Munas-Konbes NU Tak Terkait Pilpres
- Kamis, 21 Februari 2019 | 15:35 WIB
