Komitmen Jaga Lingkungan, LPBI NU Ajak Masyarakat Olah Sampah

Jakarta, <span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">NU Online</span></span><br>Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 21 Februari, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menggelar sosialisasi yang memuat edukasi pengelolaan sampah di halaman Gedung PBNU, Selasa (23/02). Acara yang dikemas secara kreatif ini menarik perhatian publik hingga kalangan pelajar.<br><br>Berbagai kegiatan menarik digelar untuk umum dengan tujuan pemahaman dan edukasi pengelolaan sampah, meliputi kampanye pengelolaan sampah, coaching clinic composting, dan biopori, lomba foto on the spot, lomba menulis, sedekah sampah, coaching clinic, sistem bank sampah, workshop dan bazar daur ulang, pemutaran film, serta berbagai games dan door prize.<br><br>Ketua LPBI NU M Ali Yusuf menjelaskan, gerakan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian NU terhadap sampah serta mengurangi risiko akan bahaya yang ditimbulkan, tepat dengan momentum semarak Hari Peduli Sampah Nasional.<br><br>"Sampah merupakan bagian dari <span style="font-style: italic;">life style</span>. Setiap saat manusia selalu memproduksi sampah baik organik maupun anorganik. Jika terlalu lama sampah akan menumpuk dan menjadi permasalahan. Dibuang pada tempatnya saja menjadi masalah apalagi dibuang sembarangan," ujar Ali Yusuf.<br><br>Menurutnya, penanggulangan bencana, perubahan iklim, serta lingkungan tidak dapat dipisahkan. Semua saling berkaitan dan berpengaruh. "Terlihat ketika terjadi bencana maka lingkungan akan rusak. Begitu pula jika lingkungan rusak, iklim tidak stabil, hal itu menjadi suatu bencana yang harus diperhatikan," ujarnya.<br><br>Peran serta strategi LPBI NU dalam menanggulangi permasalahan sampah telah dimulai sejak tahun 2009 pada tujuh RW yang diberdayakan di Jakarta Barat. Pada prinsipnya, yang terpenting adalah masyarakat menyadari sampah merupakan masalah dan kita bersama memecahkannya.<br><br>"Yang terpenting adalah masyarakat paham betul bahwa sampah adalah masalah bersama. Serta perlu ditegaskan bahwa mengelola sampah bukan suatu pekerjaan yang hina. Dengan telaten kita bersama-sama mengelola sampah dimulai dari memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik kemudian diolah untuk menjadi barang yang bernilai lebih," kata Ali.<br><br>Strategi ke depan yang dilakukan LPBI NU adalah menguatkan penerapan strategi pengelolaan sampah pada simpul-simpul masyarakat, meliputi pesantren dan masjid untuk kemudian membuka ruang kolaborasi dengan lembaga lain di NU baik RMI maupun LTM. Apabila simpul masyarakat kuat, maka akan bertahap ke masyarakat luas.<br><br>"Saya berharap gerakan Ubah Sampah Jadi Berkah menjadi sebuah gerakan masif di berbagai daerah. Apabila di daerah membutuhkan pendampingan, LPBI NU siap mengawal," pungkasnya. (<span style="font-weight: bold;">Afifah Marwa/Alhafiz K</span>)<br><br>

Nasional LAINNYA