Lamongan, <span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">NU Online<br></span></span>Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) pada 6 dan 12 Maret 2016 memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Bantuan berupa paket sembako diserahkan kepada 125 kepala keluaga di 4 lokasi, yakni Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Turi, Kecamatan Glagah dan Kecamatan Karangbinangun. <br><br>Pemilihan empat wilayah tersebut berdasarkan jumlah dan besarnya dampak yang ditimbulkan. Sedangkan pemberian bantuan ini dilaksanakan berdasarkan <span style="font-style: italic;">assessment</span> atau penilaian keadaan oleh Pengurus Cabang LPBINU setempat yang menyebutkan bahwa saat ini kebutuhan utama masyarakat terdampak banjir di antaranya adalah makanan.<br><br>Menurut Ainur Rofiq, Ketua PC LPBI NU Lamongan, hujan yang turun dengan deras setiap sore dari 29 Februari hingga 6 Maret 2016 lalu menimbulkan genangan di beberapa kecamatan di Kabupaten Lamongan. Banjir curah hujan yang tinggi, banjir di empat kecamatan tersebut juga disebabkan oleh buruknya drainase di kawasan setempat. Kondisi ini diperparah dengan tidak berfungsinya pompa di Desa Kuro yang selama ini mengendalikan air di Kecamatan Kalitengah, Kecamatan Turi, Kecamatan Glagah dan Kecamatan Karangbinangun dan membuangnya ke aliran Bengawan Solo.<br><br>Sedangkan banjir di Kecamatan Babat, selain karena derasnya hujan dalam 5 hari terakhir juga disebabkan ditutupnya jalur air dari Babat yang menuju ke Rawa Sembadu. Hal ini disebabkan alih fungsi Rawa Sembadu menjadi pertanian warga yang sudah memasuki masa tumbuhnya bulir-bulir padi. Apabila jalur air dari Babat ke Rawa Sembadu dibuka dapat menyebabkan gagal panen. Dari 5 kecamatan terdampak banjir, Kecamatan Kalitengah adalah daerah yang terparah karena terisolir oleh genangan air. Warga hanya bisa menggunakan transportasi perahu di beberapa desa.<br><br>Menyikapi hal tersebut, Pengurus Pusat LPBINU memberikan bantuan berupa paket sembako untuk korban banjir di Lamongan melalui PC LPBI NU setempat. Skema pemberian bantuan melalui perangkat organisasi LPBINU di tingkat kabupaten tersebut diharapkan mampu menjangkau warga masyarakat yang terdampak banjir, terutama mereka yang berada di kawasan yang sulit dijangkau karena akses terputus. <br><br>Sekretaris PP LPBI NU, Yayah Ruchyati berharap semua pihak terutama Pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha di Lamongan untuk konsisten menjalankan upaya penanggulangan bencana (PB) pengurangan risiko bencana (PRB) yang telah dirumuskan dalam beberapa perencanaan PB yang sudah ada.<br><br>“Pada tahun 2013, LPBINU melakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Pengurangan Risiko Bencana (RAD PRB) Kabupaten Lamongan. Jika komitmen semua pihak dalam perencanaan tersebut dilaksanakan, insya Allah kejadian banjir akan dapat berkurang intensitas dan frekuensinya dan dampak bencana banjir dapat dapat diminimalisir karena semua daerah rawan banjir sudah teridentifikasi dan sudah dirumuskan upaya untuk menanggulangi dan mengurangi risikonya,” ujarnya.<span style="font-weight: bold;"> (Red: Mahbib)</span><br><br>
