Boyolali, <span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">NU Online</span></span><br>Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang Boyolali ikut menolak kebijakan lima hari sekolah. Menurutnya, kebijakan lima hari sekolah tidak serta merta membawa keuntungan bagi dunia pendidikan.<br><br>Hal ini disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Ma’arif NU Boyolali Gunanto.<br><br>Ia menambahkan, saat ini sekolah-sekolah di bawah lembaga pendidikan milik NU Boyolali masih menerapkan kebijakan enam hari sekolah.<br><br>”Sampai saat ini sekolah-sekolah di bawah kami, masih menerapkan enam hari sekolah,” terang Gunanto, Selasa (8/8).<br><br>Di wilayah Boyolali ada tujuh sekolah setingkat SLTA yang berada di bawah naungan Ma’arif, dua SMK dan lima Madrasah Aliyah (MA).<br><br>”Saya contohkan SMK Karya Nugraha. Meski enam hari sekolah, tapi pulangnya tetap jam 4 sore,” imbuhnya.<br><br>Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Boyolali, ecara tegas menolak penerapan program lima hari sekolah. Sebanyak lima sekolah di bawah lembaga pendidikan milik Nahdlatul Ulama (NU), yang berada di wilayah Boyolali, pun selama ini tidak menerapkan kebijakan tersebut.<br><br>Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali Masruri, menyampaikan kebijakan FDS mestinya diuji dahulu sebelum diterapkan secara penuh.<br><br>“Dikaji bersama-sama. Apakah merugikan atau menguntungkan. Apakah semakin mencerdaskan atau tidak,” kata Masruri. (<span style="font-weight: bold;">Ajie Najmuddin/Alhafiz K</span>)<br><br>
Nasional
LP Ma&rsquo;arif Boyolali Tetap Jalankan 6 Hari Sekolah
- Jumat, 11 Agustus 2017 | 02:26 WIB
