LP Maarif Jember Kenalkan Konsep Belajar LSLC

Jember, <span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">NU Online</span></span><br>Peningkatan kualitas SDM pengelola TK dan RA (Raudlatul Athfal) di lingkungan LP Maarif Jember terus dipacu. Salah satunya dengan menggelar workshop <span style="font-style: italic;">Lesson Study for Learning Community</span> (LSLC). Workshop sekaligus rapat koordinasi yang diselenggarakan LP Maarif Jember itu dihadiri oleh 150 Kepala TK dan RA bertempat di aula Kantor PCNU Jember, Jumat (19/8).<br><br>Ketua LP Maarif Jember H Hobri Aliwafa bertindak selaku pemateri tunggal dalam workshop tersebut. Menurutnya, LSLC merupakan program pengembangan profesionalitas berkelanjutan yang dianut Jepang dengan konsep <span style="font-style: italic;">collaborative learning</span>, <span style="font-style: italic;">caring community</span> dan <span style="font-style: italic;">jumping task</span>.<br><br>Diakuinya, "ilmu" tersebut merupakan oleh-oleh dari Jepang saat dirinya mengikuti pelatihan selama sebulan penuh beberapa waktu yang lalu. "Karena ini konsepnya bagus dan sederhana, saya ingin menerapkan di sini. Khususnya di lingkungan lembaga Maarif Jember," katanya.<br><br>Menurut Hobri, ciri pembelajaran dengan konsep LSLC tersebut, adalah guru harus bisa memfasilitasi anak didik untuk belajar bersama dengan membentuk kelompok yang beranggotakan 3-4 orang. Penekananya adalah pendidikan karakter pada aspek afektif kerja sama. Jadi, anak didik selalu didorong agar membiasakan "bekerja" secara harmoni dengan orang lain. Itulah yang dimaksud dengan collaborative learning.<br><br>"Di sisi lain, guru diharapkan membudayakan siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi, dengan caranya sendiri. Guru cuma memantau dan memberi arahan. Konsep ini disebut jumping task," tuturnya.<br><br>Sedangkan caring community, lanjut Hobri, adalah melatih sekaligus mengasah kepekaaan sosial siswa terhadap temannya dalam aktifitas kelompok. Intinya, siswa didorong untuk saling peduli satu sama lainnya, terkait dengan kegiatan dalam kelompok.<br><br>"Jadi <span style="font-style: italic;">collaborative learning</span>, <span style="font-style: italic;">caring community</span> dan <span style="font-style: italic;">jumping task</span> itu, konsepnya sangat sederhana. Siswa dipacu untuk kritis, diberi kebebasan berpikir namun tetap beretika dan punya kepekaan sosial,"&nbsp; jelasnya (<span style="font-weight: bold;">Aryudi A Razaq/Alhafiz K</span>)<br><br>

Nasional LAINNYA