<P>Tulungagung, <STRONG>NU Online</STRONG><BR>Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Cabang Tulungagung, kini mulai merintis berdirinya Play Group. Sejauh ini sudah dilakukan sejumlah persiapan untuk merealisasikan terwujudnya lembaga pendidikan baru bagi anak usia dini itu di Tulungagung. Termasuk diantaranya membentuk sebuah tim kerja yang terdiri dari enam kader muda NU untuk menangani proses perintisannya. </P>
<P>Menurut Koordinator Tim Kerja Play Group LP Ma’arif, Mohammad Zuhdi, secara umum persiapan yang ia lakukan bersama tim kerja lainnya bisa dikatakan sudah cukup matang. Sebagian sarana dan prasana pendidikan, termasuk gedung yang permanen, siap digunakan. Kebutuhan administrasi juga beres. Lokasinya berada satu komplek dengan Pondok Pesantren An-Nahdhiyah Desa Gedangsewu Kecamatan Boyolangu. “Karenanya Play Group tersebut kita beri nama An-Nahdhiyah,”kata Zuhdi.</P><>
<P>Dijelaskannya, gagasan mendirikan Play Group sebenarnya sudah cukup lama, namun karena berbagai faktor, baru memungkinkan dibentuk pada tahun 2004 ini. Selain Play Group, awalnya muncul pula ide agar secara bertahap LP Ma’arif mampu membuka sejumlah lembaga pendidikan, mulai TK, SD Plus hingga SMP Plus. </P>
<P>Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi lembaga pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yakni SMA dan Perguruan Tinggi. Tapi untuk sementara fokus utama masih diarahkan pada pembentukan Play Group. Jika upaya itu berhasil, maka tidak menutup kemungkinan akan dirintis lembaga serupa di setiap kecamatan.</P>
<P>“Bahkan kalau ada pihak-pihak tertentu (donatur) yang bersedia membantu menyediakan dana, kita juga akan membuka laboratorium bahasa. Ini sekaligus bisa dimanfaatkan untuk pembekalan bagi para TKI yang akan berangkat ke luar negeri. Sebab, salah satu problem yang dialami sebagian TKI selama ini adalah masalah bahasa,”tandas Zuhdi.</P>
<P>Sampai sejauh ini, ia melihat lembaga pendidikan seperti Play Group cukup potensial. Apalagi respon dari tokoh-tokoh masyarakat, termasuk aparat desa di sekitar lokasi Play Group sangat baik. Umumnya mereka mengaku senang dan sangat mendukung dengan dirintisnya kelompok bermain itu.</P>
<P>Pada mulanya, papar Zuhdi, direncanakan pada awal tahun ajaran 2004/2005 ini, kegiatan pendidikan di Play Group sudah bisa dilaksanakan. Tetapi karena terbentur beberapa kendala teknis, maka rencana itu menjadi tertunda pada tahun ajaran berikutnya. Kendala teknis yang ia maksud, misalnya tentang masih kurang optimalnya aspek publikasi ke masyarakat. Ini disebabkan karena waktu yang tersedia untuk melakukan sosialisasi sangat sempit.</P>
<P>“Kita mengakui bahwa untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang profesional dan berkualitas, tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu konsep yang matang, termasuk adanya dukungan dana yang memadai dari berbagai pihak yang punya kepentingan sama dalam pegembangan dunia pendidikan,”ujar Zuhdi.</P>
<P>Selain dana, imbuhnya, faktor penting lain yang perlu dipikirkan bersama adalah masalah komitmen. Aspek inilah yang kadang-kadang terabaikan. Secara jujur ia mengakui, cukup banyak warga NU yang punya kemampuan ekonomi tinggi. Asalkan mampu dikelola dengan baik, potensi itu bisa dimafaatkan untuk kemajuan lembaga pendidikan di lingkungan NU. </P>
<P>“Apalagi saat ini sudah cukup banyak kader-kader NU yang mengerti tentang pendidikan. Karena itu, kita berharap agar soal dana tidak dijadikan sebagai permasalahan yang utama. Walaupun demikian, bukan berarti dana tidak penting. Dana penting, tapi komitmen juga tidak kalah pentingnya. Dengan modal tersebut, kita optimis Play Group benar-benar dapat dilaksanakan pada tahun 2005. Begitu pula dengan pembentukan lembaga pendidikan yang lain, juga bisa diwujudkan,”papar Zuhdi.(kd-whn)<BR> </P>
<P> </P>
