LP Ma’arif NU Kudus dan BP3TKI Jateng Akomodasi Kebutuhan 2467 Pelajar

<p>Kudus, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Dalam rangka mengakomodir kebutuhan generasi masa depan bangsa, LP Ma&rsquo;arif NU Kabupaten Kudus bekerjasama dengan Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Propinsi Jawa Tengah dalam sosialisasi kepada 2467 pelajar yang telah mengikuti Ujian Nasional tingkat SLTA.<><br /><br />&ldquo;Ini merupakan kerjasama yang pertama kali. Begitu dapat informasi maka langsung kami hubungi BP3TKI Propinsi,&rdquo; terang H Selamet Raharjo, Sekretaris LP Ma&rsquo;arif NU Kudus, saat ditemui NU Online Jum&rsquo;at (24/4) di kantor MANU Banat Kudus bersama Kepala BP3TKI Jateng dan Kepala Madrasah.<br /><br />Menurut Selamet, sosialisasi yang ditekankan pada pelajar SMK ini sama sekali tidak mengarahkan para lulusan untuk mengejar pekerjaan saja. Lebih dari itu, agar lulusan dapat melanjutkan pendidikan tinggi sekaligus memapankan kebutuhan ekonomi.<br /><br />&ldquo;Kami menekankan agenda ini pada pelajar kelas tiga di SMK naungan LP Ma&rsquo;arif NU Kudus. Baru setelah semua SMK terakomodir, MA dan SMA yang berbasis keterampilan, kami sambangi juga, namun terbatas. Yang perlu diingat, ini bukan dalam rangka mengerahkan mereka untuk bekerja,&rdquo; terangnya.<br /><br />Sementara itu, Kepala BP3TKI Abdur Rahman menjelaskan, bahwa sosialisasi ini menawarkan fasilitas dari pemerintah untuk menyalurkan para lulusan bekerja di luar negeri sambil tetap meningkatkan kualitas keilmuan melalui jalur Universitas Terbuka (UT) yang ada di negeri tersebut.<br /><br />&ldquo;Mereka bukan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, melainkan bekerja di perusahaan industri pilihan mereka sendiri. Kami juga membantu memfasilitasi pendaftaran masuk UT di sana. Kalau kontrak kerjanya habis dan mereka harus kembali ke Tanah Air, sementara kuliahnya belum selesai maka kuliah bisa dilanjutkan kembali di Tanah Air,&rdquo; jelas Rahman.<br /><br />Menurutnya, sasaran utama dari sosialisasi ini adalah agar para lulusan dapat melanjutkan kuliah. 90% anak lulus sekolah dipastikan ingin kuliah, begitu halnya dengan para orangtua. Namun sering kali kendala ekonomi menghalagi.&nbsp;<br /><br />&ldquo;Nah, dari sini pemerintah bermaksud memfasilitasi. Ini demi masa depan generasi bangsa,&rdquo; tandas Rahman. <strong>(Istahiyyah/Fathoni)</strong><br /><br /></p>

Nasional LAINNYA