LP3ES Adakan Seminar Hasil Riset tentang Pesantren

</P>Jakarta, <EM><B>nu online</B></EM><BR>Bagi masyarakat Indonesia, Peran serta pesantren tidak diragukan lagi dipercaya mendidik umat islam selama berabad-abad dan menjadi institusi yang mampu mengadaptasi nilai – nilai islam dengan kultur lokal sehingga dalam perkembangannya pesantren menjadi kekuatan sosial dan kultural yang signifikan dalam perubahan di Indonesia. Tapi ternyata juga didapati pesantren yang menfungsikan diri sebagai basis ideologi tertentu sehingga  melahirkan gerakan radikal seperti yang terjadi akhir-akhir ini. tidak heran kalau pesantren seringkali dijadikan bahan kajian ilmiah baik seminar, lokakarya, workshop atau penelitian oleh dalam maupun luar negeri. Sebagaimana yang dilakukan LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial) pada senin (7/2/05), untuk kesekian kalinya, LSM  yang sudah makan asam garam ini mengadakan seminar sehari tentang pesantren. seminar yang bertema “peran pesantren dalam membangun jaringan komunitas untuk pengembangan budaya damai di Indonesia” ini bertempat di Hotel peninsula-Jakarta.  </P><> <P>“seminar ini adalah sosialisasi riset yang kami lakukan dengan melibatkan lima peneliti utama dan lima peneliti local pada pesantren di Lima wilayah di Indonesia, meliputi Jawa Tengah yaitu pesantren Edimancoro Salatiga dan Al-mukmin Ngruki,Jawa Timur yaitu Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo serta Pesantren modern muhammadiyah Paciran Lamongan, sedang di Jawa Barat yaitu Pesantren Al-barkah Cianjur dan Pesantren Cipasung - Tasikmalaya, Sulsel Pesantren Qomarul Huda Bagu dan Pesantren Nurul Hakim Kediri,  NTB”, jelas Moderator Sessi pertama, Adnan Anwar </P> <P>lebih lanjut peneliti LP3ES ini mengatakan seminar ini diselenggarakan LP3ES, Forum sebangsa dan didukung Ausaid.</P> <P>Seminar yang dihadiri perwakilan pesantren besar dari berbagai kota dan LSM itu menjelaskan berdasar studi riset di lapangan, paling tidak ada beberapa pokok pikiran sebagai berikut. Pertama, adanya proses dialogis antara komunitas pesantren dengan tradisi lokal atau merupakan manifestasi tradisi akulturasi tradisi islam arab dengan tradisi local nusantara, kedua, Komunitas pesantren juga memiliki peran aktif mencegah kerusuhan dan konflik sejak paruh akhir orde baru, ketiga, jaringan komunitas pesantren juga telah mengembangkan gerakan penyetaraan berbeda dengan pesantren tradisional yang mengadaptasikan kultur arab dengan local, Maka kehadiran pesantren modern yang cukup marak ini berusaha menyingkirkan semua peninggalan budaya untuk alasan pemurnian ajaran islam.</P> <P>saat di Konfirmasi NU Online tentang riset yang memakan waktu selama dua bulan yaitu September – oktober 2004 ini, Peneliti LP3ES,  Abdul Mun’im Dz mengatakan  lima wilayah penelitian ini mengambil dua jenis pesantren yang memiliki corak berbeda dalam tradisi dan system pembelajaran dengan alasan bahwa pesantren tidak hanya menjadi dominasi tradisionlais seperti yang diklaim selama ini, tapi juga mengalami perkembangan dan trend tumbuhnya pesantren modernis, bahkan diantaranya terdapat pesantren yang keluar  dari kedua tradisi tersebut </P> <P>Selain para peneliti nampak juga hadir para ahli untuk berbicara, nampak Prof. Dr. Qodry A. Azizy, Dr. Abdurahman Masud, Prof. Dr. Azyumardi Azra. (alf)</P> <P> </P>

Nasional LAINNYA