LPBI NU Berupaya Integrasikan Program Penanggulangan Bencana di Jatim

<p>Jakarta, <em><strong>NU Online</strong></em><br />Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dengan dukungan dari Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) melaksanakan Program Advokasi Kelembagaan Bencana (AKB) di 8 (delapan) kabupaten di Jawa Timur &nbsp;meliputi: Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Lumajang, Tulungagung, dan Trenggalek.&nbsp;<br /><><br />Pada tahun pertama program, LPBI NU berhasil menginisiasi adanya Peraturan Daerah tentang &nbsp;Penanggulangan Bencana (Perda PB). Tahun kedua, LPBI NU berhasil mendorong adanya peningkatan kapasitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan masyarakat dalam penanggulangan bencana, penerbitan Peraturan Bupati dan beberapa regulasi turunan dari Perda PB serta terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) tingkat Kabupaten.&nbsp;<br /><br />Saat ini di tahun ketiga, Program AKB LPBI NU menargetkan adanya integrasi program penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan daerah dalam bentuk penyusunan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RPB dan RAD PRB) di 8 (delapan) target program.<br /><br />Dalam upaya mencapai target tersebut, LPBI NU melakukan serangkaian kegiatan, di antaranya saat ini LPBI NU melaksanakan Workshop &ldquo;Pengolahan Data dan Penyusunan Peta Risiko Bencana berbasis Quantum GIS (QGIS), Open Street Map (OSM) dan InaSAFE.&nbsp;<br /><br />Workshop ini dilaksanakan selama 4 (empat) hari pada 25-28 Oktober 2013 di Hotel Oval Surabaya. Kegiatan ini diikuti perwakilan peserta dari BPBD dan LPBI NU di 8 (delapan) Kabupaten. Kegiatan ini diselenggarakan untuk menghimpun data dan informasi terkait ancaman, kerentanan dan kapasitas berbasis QGIS, OSM dan &nbsp;InaSAFE yang dapat disajikan dalam bentuk peta yang berisi kajian risiko bencana di 8 (delapan) Kabupaten.&nbsp;<br /><br />Peta kajian risiko bencana ini nantinya akan menjadi dasar dalam penyusunan dokumen RPB dan RAD PRB berbasis wilayah desa yang akurat, efektif dan efisien.&nbsp;<br /><br />Kegiatan workshop ini merupakan kelanjutan dari Pelatihan &rdquo;Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Manajemen Kebencanaan Menggunakan Aplikasi OSM dan QGIS&rdquo; yang telah dilaksanakan pada 1 &ndash; 7 Juli 2013 di Surabaya.<br /><br />Menurut Avianto Muhtadi, Ketua PP LPBI NU, Workshop &nbsp;&ldquo;Pengolahan Data dan Penyusunan Peta Risiko Bencana&rdquo; ini difasilitasi oleh Tim Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Tim UGM yang mendampingi peserta selama Workshop berjumlah 8 (delapan) orang.&nbsp;<br /><br />Adapun tujuan dilaksanakannya Workshop ini adalah untuk menentukan unit spasial analisis; melakukan identifikasi dan analisis data spasial dan atribut terkait kerentanan dan kapasitas terhadap ancaman utama; mengumpulkan/merekap dalam bentuk digital kuisioner ketangguhan desa sebagai masukan nilai kapasitas per-desa; melakukan kajian risiko bencana berbasis peta dengan bantuan matriks PRB untuk setiap desa yang selanjutnya dihimpun dan disarikan sebagai program PRB per desa; dan mengumpulkan dan mengelola data spasial dan atribut dengan QGIS.&nbsp;<br /><br />Setelah mengikuti workshop ini diharapkan peserta sudah berhasil membuat peta ancaman; peta kapasitas; peta kerentanan; peta risiko; dan draf matriks kegiatan PRB &nbsp;masing-masing &nbsp;kabupaten berbasis desa untuk setiap ancaman bencana. Peta-peta tersebut bersifat dinamis sehingga dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan perkembangan data. <strong>(mukafi niam)&nbsp;</strong></p>

Nasional LAINNYA