<div>Wajo, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></div><div>Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) menggelar geladi lapang penanganan kebencananan di Desa Salomenraleng, Kabupaten Wajo, Sabtu (21/4).</div><div><br></div><div>Yayah Ruchyati Program Manajer, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini adalah lanjutan program pendampingan LPBI PBNU selama dua tahun di Kabupaten Wajo. Pendampingan juga menghasilkan beberapa dokumen penting yaitu Kajian Risiko Kabupaten; Mekanisme Penanganan Darurat Bencana.</div><div><br></div><div>"Juga SOP Peringatan Dini Banjir; SOP Kedaruratan Bencana tingkat Kabupaten; Rencana Kontinjeni Banjir di Desa Salomenraleng Kabupaten Wajo," papar Yayah.</div><div><br></div><div><div>Adapun geladi lapang bertujuan meningkatnya ketrampilan dan pemahaman para pihak dalam menghadapi situasi darurat bencana di wilayahnya, serta tersedianya informasi terkait pembagian peran antar ktor dan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan. </div><div><br></div><div>Berdasarkan pada kajian risiko bencana, Desa Salomenraleng merupakan desa rawan bencana banjir. Desa ini pernah mengalami banjir besar selama 8 bulan, dengan ketinggian 8 meter.</div></div><div><br></div><div>Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), didukung oleh Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT). Fokus program meliputi Peningkatan Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat Daerah dalam Kesiapsiagaan Bencana Menuju Tanggap Darurat yang Cepat, Tepat, dan Efektif (SLOGAN–STEADY).</div><div><br></div><div>Henry Pirade dari Kedutaan Australia menyatakan organisasi keagamaan NU sebagai penguatan kapasitas masyarakat dalam mengembangkan ketangguhan komunitas di daerah sasaran. </div><div><br></div><div>"Semoga upaya kesiapsiagaan terus dan tersistem, sehingga meski bencana terjadi risiko dapat terkurangi masyarakat menjadi tangguh," kata Henry.<br></div><div><br></div><div>Selain itu dengan kolaborasi merupakan wujud kebersamaan dalam penanggulangan bencana.</div><div><br></div><div>"Karena penanggulangan bencana sebagai program prioritas," tambahnya.</div><div><br></div><div>Menteri Sosial yang diwakili oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Margo Wiyono menyampaikan dalam penanggulangan bencana para pihak harus bersinergi.</div><div><br></div><div>"Kalau mau hebat harus bersama-sama dalam penanggulangan bencana, dan melepaskan ego sektor," kata Margo.</div><div><br></div><div>LPBI PBNU dinilai Margo telah berperan aktif dalam membantu dan bersinergi bersama pemerintah dan mampu menyatukan para pihak dalam penanggulangan bencana khususnya di Kabupaten Wajo.</div><div><br></div><div>Ia berharap Kampung Siaga Bencana (KSB) juga bisa terbentuk di Wajo sebagai penyangga desa yang berisiko tinggi dan terdampak bencana.</div><div><br></div><div>"Sehingga KSB bisa membantu dan menjadi penopang, baik dalam pengungsian dan kesediaan gudang jika terjadi bencana," ujar Margo. <span style="font-weight: bold;">(Red: Kendi Setiawan)</span></div><div><br></div>
