<div>Barru, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></div><div>Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) melaksanakan program Peningkatan Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat Daerah dalam Kesiapsiagaan Bencana Menuju Tanggap Darurat yang Cepat, Tepat, dan Efektif (SLOGAN–STEADY). Kegiatan berlangsung Selasa (24/4).</div><div><br></div><div>Sekretaris LPBI NU Yayah Ruchyati menyatakan kegiatan ini adalah lanjutan program pendampingan LPBI NU selama 2 tahun di Kabupaten Barru.</div><div><br></div><div>"Pendampingan menghasilkan beberapa dokumen penting meliputi Kajian Risiko kabupaten; Mekanisme Penanganan Darurat Bencana; SOP Peringatan Dini Banjir; SOP Kedaruratan Bencana tingkat Kabupaten; Rencana Kontinjeni Banjir di Desa/Kelurahan Lompo Tengah, Lalabata dan Balusu Kabupaten Barru," papar Yayah. </div><div><br></div><div>Kegiatan ini juga sebagai penguatan kapasitas masyarakat dengan berbagai kegiatan dan penyusunan beberapa dokumen dalam penanggulangan bencana yang bermanfaat untuk kemanusiaan di Barru, sebagai bahan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat di Barru. </div><div><br></div><div>KH Irham Jalil Aliya, ketua PCNU Barru, menyampaikan kegiatan sangat bermanfaat untuk Nahldyin dan masyarakat umum di Barru.</div><div><br></div><div> "Adanya forum dan komunitas kebencanaan dan kader kebencanaan di komunitas yang selama ini belum ada, ini bagian dari hasil program dan masih banyak yang lainnya," kata Kiai Irham.</div><div><br></div><div>H Abdul Kadir, kepala pelaksana BPBD Barru menilai LPBI NU menjadi mitra strategis BPBD Barru. Telah banyak kegiatan yang disinergikan. Kabupaten Barru mendapatkan hal fundamental yaitu pendampingan kajian risiko, sebagai dasar dan referensi dalam penyusunan kebijakan dalam penanggulanagan bencana di Barru.</div><div><br></div><div>"Yang isnya Allah akan kami susun rencana penanggulangan bencana. Pendampingan LPBI NU juga bukan hanya pada <span style="font-style: italic;">out put, </span>namun sampai pada <span style="font-style: italic;">outcome</span> dan juga <span style="font-style: italic;">impact</span> dengan neningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat pascapendampingan LPBI NU," imbuhnya.</div><div><br></div><div>Endro Yudo Waryono, kabid pencegahan dan kesiapsiagaan mewakili Kalak BPBD Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan peran LPBI NU dalam melaksanakan kegiatan di antaranya dalam penyusunan beberapa dokumen sangat manfaat bagi masyarakat.</div><div><br></div><div>"NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia bahkan dunia memiliki sumberdaya yang sangat besar dan sangat peduli terhadap kemanusiaan. Ini sebuah anugerah bagi kami bisa bersinergi dengan LPBI NU dalam penanggulangan bencana," katanya.</div><div><br></div><div>Dikatakan LPBI NU telah mampu mentransformasi ilmu kebencanaan tersinergi di masyarakat, yang dalam NU juga sebagai wahana ibadah,.</div><div><br></div><div>Kegiatan juga diisi dengan geladi agar semua komponen siap. Geladi Ruang penanganan banjir melibatkan OPD, Polres, Kodim, dan komponen tingkat kabupaten Barru serta perangkat dan perwakilan masyarakat Desa dan Kelurahan Lompo Tengah, Lalabata dan Balusu.</div><div><br></div><div>Kegiatan terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi akedemisi dengan narasumber BMKG Sulawesi Selatan, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dan BPBD Kabupten Barru.<span style="font-weight: bold;"> (Red: Kendi Setiawan)</span></div>
