LPBI NU Gelar Workshop Pengurangan Resiko Bencana di Pesantren Al-Masthuriyah

<p>Sukabumi, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau LPBI NU mengadakan kegiatan workshop pengurangan risiko bencana di pondok pesantren Al-Masthuriyah di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, pada 28 Mei- 1 Juni 2011 kemarin. Dalam kegiatan ini, LPBI NU bekerjasama dengan pondok pesantren Al-Masthuriyah dan PCNU Kabupaten Sukabumi, yang didukung oleh Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).<><br /><br />Workshop ini dihari oleh Ajengan KH Fachruddin Masthuro pimpinan pengasuh pesantren Al Masthuriyah, KH Oman Komaruddin Wakil Rois Syuriah PCNU Sukabumi, Avianto Muhtadi Ketua LPBI NU dan Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi HR Ferry A. Furqo yang sekaligus membuka kegiatan ini.<br /><br />KH Fachruddin Masthuro dalam sambutannya mengatakan bahwa pokok ajaran Islam itu adalah untuk kemaslahatan umat, dan saya yakin bahwa kegiatan ini bertujuan untuk kemaslahatan umat khususnya masyarakat Kabupaten Sukabumi, dimana nantinya workshop ini akan memberikan peningkatan pengetahuan tentang bagaimana cara penanggulangan bencana yang efektif kepada masyarakat yang tadinya tidak mengetahui hal tersebut.<br /><br />&ldquo;Semestinya kita tidak hanya menganggap bahwa penanggulangan bencana itu diperuntukkan untuk bencana karena fenomena alam saja, tapi penanggulangan bencana juga yang paling&nbsp; berbahaya dan saat ini sudah banyak menjadi kenyataan di tengah-tengah kita adalah &lsquo;bencana aqidah Islam&rsquo; yang juga memerlukan penanganan secara serius dari semua pihak, baik ulama, pemerintah maupun masyarakat termasuk didalamnya masyarakat pondok pesantren,&rdquo; katanya. <br /><br />Dalam hal ini, Pondok Pesantren Al-Masthuriyah merasa berkepentingan untuk ikut andil menyikapi persoalan ini dengan berdasarkan pada sumber-sumber dan dasar ajaran Islam seperti dijelaskan dalam maqasid asy-syar&rsquo;i (pokok ajaran) terkait penanggulangan bencana yang akan mengancam kelangsungan hidup manusia melalui.<br /><br />KH Oman Komaruddin, Wakil Rois Syuriyah PCNU Sukabumi, dalam sambutannya menyampaikan rasa gembira PCNU Sukabumi dapat turut bersama LPBI NU melakukan upaya pengurangan risiko bencana di Sukabumi dan berharap PCNU Sukabumi dapat membentuk LPBI NU Sukabumi kedepannya.<br /><br />Kepala BPBD Kabupten Sukabumi, HR Ferry Ahmad Furqo mengatakan bahwa Pemerintah kab. Sukabumi telah memiliki PERDA (peraturan Daerah) Penanggulangan Bencana tahun 2008 sesuai amanat UU no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, namun pembentukan BPBD baru terbentuk pada bulan februari 2010. <br /><br />Ferry A. Furqo menjelaskan, Kabupaten Sukabumi memiliki kerentanan dan potensi bencana yang tinggi seperti longsor, puting beliung, tsunami, gempa dan banjir. Dalam operasional kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, Pemkab Sukabumi telah memiliki satgas yang handal dan selalu siap dalam 24 jam. Namun masyarakat belum memahami bagaimana upaya mitigasi dan cara dalam mengahadapi bencana sehingga sangat sedikit peran serta masyarakat dalam pengurangan risk bencana.<br /><br />Dikatakannya, masyarakat baik secara umum maupun mereka yang aktif dalam LSM atau sukarelawan hanya berpandangan bahwa penanggulangan bencana hanyalah tanggap darurat semata. Hal ini oleh Pemkab Sukabumi dapat dimaklumi karena sedikitnya pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Oleh karena itu, Pemkab Sukabumi menyambut baik upaya LPBI NU dalam melakukan workshop ini yang menghasilkan fasilitator yang nantinya akan sebagai penggerak di masyarakat. Pemkab Sukabumi akan melibatkan alumni workshop ini dalam membantu Pemkab Sukabumi terkait pengurangan risk bencana nantinya.<br /><br />Ketua LPBI NU, Avianto Muhtadi, menjelaskan, LPBI NU yang dibentuk paska Muktamar ke-33 NU di Makassar telah memiliki konsepsi, rencana strategies bahkan <em>road map</em> dalam melakukan kerjanya selama 5 tahun kedepan. LPBI NU memiliki sasaran yang jelas dalam membantu pemerintah terkait membangun manusia dan lingkungan yang berkelanjutan, karena NU merupakan organisasi masyarakat yang potensial dan berkampuan dalam membangun perubahan sosial dan budaya yang lebih baik, menjaga moral, pencerahan dan pencerdasan umat dan advokasi yang efektif dalam regulasi dan kebijakan pemerintah.<br /><br />&ldquo;Penyelenggaraan workshop ini adalah salah satu bentuk upaya NU untuk mengajak masyarakat untuk memahami berperan serta dalam upaya pengurangan risiko bencana, menjaga alam, mengelola lingkungan sekitar serta melakukan amar makruf nahi munkar. Pesantren merupakan media yang sangat tepat dalam mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai amar makruf nahi munkar karena pesantren memiliki pengaruh yang besar didalam kehidupan masyarakat,&rdquo; katanya.<br /><br />Kegiatan workshop ini melibatkan 40 peserta dari aparat desa kecamatan, PCNU dan MWC serta Banomnnya, Komunitas Pesantren di Sukabumi dan tokoh masyarakat. Narasumber berasal dari Pemkab Sukabumi, Ulama dan tokoh masyarakat serta PCNU. Fasilitator dalam workshop ini adalah Winarti dari LPBI NU yang dibantu oleh Fitria Ariyani, Siti Khofiffah dan Ai Rosita. sedangkan Tim Lokal yang dibentuk bersama PCNU Sukabumi dan Ponpes Al Masthuriyah adalah Deden Abdulloh, Daden Sukendar, Jamaluddin Ibrohim dan Nina Kresna.<br /><br /><strong>Redaktur: A. Khoirul Anam</strong></p>

Nasional LAINNYA