LPBI NU Inisiasi Doa Lintas Agama untuk Bangsa dan Santunan Yatim

<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span><br></div><div>Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI) PWNU Jakarta menginisiasi acara doa lintas agama untuk bangsa dan santunan yatim yang dilaksanakan di aula Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Kamis (23/5) sore. Pertemuan ini dirangkai dengan buka puasa bersama dan dongengan anak Nusantara oleh Kak Toni dari LPBI NU DKI Jakarta.</div><div><br></div><div>Paket diserahkan kepada 100 anak yatim dari berbagai daerah di sekitar DKI Jakarta. Isi paket meliputi peralatan sekolah, snack, dan uang tunai.</div><div><br></div><div>Tampak dalam doa bersama KH Hazami (Islam), Yohanes Prasetyanto (Katolik) Pendeta Victor Rembert (Kristen) Efendi Lukias (Budha), Pendeta Risma Lumalessil (ARK Care) Protestan. Mereka juga menandatangani prasasti lintas agama berbhakti untuk negeri.</div><div><br></div><div>Dalam sambutan, KH Hazami atas nama PWNU DKI Jakarta menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kita sebagai bangsa untuk selalu menciptakan harmoni antarumat beragama khususnya di Jakarta.</div><div><br></div><div>Pendeta Victor Rembert menyampaikan bahwa NU sudah seperti rumah sendiri, yang sejalan bukan hanya nilai-nilai kemanusiaan tapi juga nilai-nilai kebangsaan. Logo dunia yang ada di NU jelas menggambarkan akan arti ukhuwah wathaniyah (persudaraan setanah air) dan juga ukhuwah insyaniyah (persaudaraan sesama manusia) karena NU memiliki andil dan peran dalam mendirikan NKRI serta aktif dalam merawatnya.</div><div><br></div><div>Prasetyanto dari Katolik menilai pelaksanaan kegiatan doa lintas agama untuk keselamatan bangsa yang dilaksnakan di bulan penuh berkah sangat sesuai dengan peta politik yang terjadi saat ini. Hal ini bisa menjadi perekat anak bangsa yang sempat tercerai akibat pileg dan pilpres.</div><div><br></div><div>Pdt. Risma Lumalessil dari Ark Care menyampaikan bahwa dirinya selalu terkenang dengan ucapan ibu Nyai Shinta Nuriah (istri Gus Dur) sebuah jargon harmoni keumatan yaitu ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia).</div><div><br></div><div>“Sejatinya kita adalah saudara, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk pecah,” kata Risma.</div><div><br></div><div>Efendi Lukias dari Forum Komunikasi dan Kebersamaan Tempat Ibadah (FKKTI) Agama Budha menyampaikan bahwa sesuai dengan ajaran Buddha bahwa kita semua harus selalu menjaga hubungan antarumat manusia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk saling merendahkan apalagi saling menyakiti.</div><div><br></div><div>Ketua LPBI NU DKI Jakarta M Wahib Emha yang menginisiasi pertemuan ini menyatakan bahwa harmonisasi hubungan antarlembaga bencana lintas agama akan terus dilakukan. Bukan hanya terkait isu penanggulangan bencana, namun juga isu yang lebih luas yaitu kemanusiaan. "Karena tugas agama sejatinya adalah memanusiakan manusia," kata Wahib.</div><div><br></div><div>Kegiatan ini terlaksana atas dukungan PWNU DKI Jakarta, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Peduli, Ark Care, Lembaga Daya Darma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ), Forum Komunikasi dan Kebersamaan Tempat Ibadah (FKKTI) Agama Budha, Bank ANZ, terasurga.com serta para donatur lembaga maupun perorangan lainnya. (<span style="font-weight: bold;">Red Alhafiz K</span>)</div>

Nasional LAINNYA