LPBI NU Jember Gelar Aksi Impelementasi Pengurangi Risiko Bencana

Jember, <strong><em>NU Online</em></strong><br /> Sejak Rabu (9/6) kemarin hingga Ahad besok, untuk kedua kalinya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI) NU Jember yang merupakan personifikasi dari CBDRMNU, menyelenggarakan kegiatan aksi implementasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di lima kecamatan rawan banjir. <br /> <br /> Lima kecamatan tersebut adalah Panti, Silo, Patrang, Sumbersari dan Pakusari. Kegiatan tersebut melibatkan 100 relawan yang tergabung dalam Santri Siaga Bencana (SSB) di masing-masing kecamatan.<> <br /> <br /> Menurut Koordinator Tim Lokal LPBI NU Jember, Drs. Nursalim, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan kapasitas SSB dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana agar mempunyai ketahanan (resilience) terhadap ancaman bencana. &rdquo;Minimal resiko bencana bisa dikurangi, kalau tidak bisa dicegah,&rdquo; tukansya di sela-sela acara di Silo, Kamis (10/6).<br /> <br /> Nursalim menambahkan, kegiatan yang&nbsp; terselenggara atas dukungan Kemitraan Indonesia Australia atau Australia Indonesia Partnership (AIP) itu menitik beratkan pada sosialisasi PRB pada masyarakat yang berada di lima kecamatan <em>pilot project </em>dengan tujuan untuk memperkuat pengetahuan masyarakat tentang upaya melakukan pengurangan resiko bencana seperti membuang sambah pada tempatnya, membersihkan selokan, tidak menebang pohon secara sembarangan dan lainnya.<br /> <br /> Selain itu, kegiatan tersebut juga diisi dengan simulasi pembuatan peta bencana desa, dimana hasil pembuatan peta nantinya akan dijadikan rujukan bagi desa atau kelurahan. &ldquo;Dan juga ada mitigasi bencana dalam bentuk penanaman pohon, pembuatan bronjong kawat, penyerahan gerobak sampah komunal dan kerja bhakti dengan tujuan hasil yaitu terkuranginya risiko bencana yang mengancam,&rdquo; urai Nursalim.<br /> <br /> Lelaki asal Sidoarjo itu berharap agar kesadaran masyarakat akan bahaya bencana semakin menebal sehingga tidak mudah melakukan hal-hal yang dapat mengundang bencana. &ldquo;Bencana sebagian disumbang oleh ulah manusia, dan akan dituai oleh masyarakat pula. Karena itu,&nbsp; pencegahannya juga butuh kesadaran dan partisipasi masyarakat,&rdquo; pungkansya. (ary)

Nasional LAINNYA