<p>Manado, <em><strong>NU Online</strong></em><br />Pengurus Pusat Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (PP LPBI NU) memberikan bantuan untuk korban banjir bandang di Kota Manado berupa paket sembako, air mineral dan selimut kepada 350 KK di 5 (lima) kecamatan: Wenang, Tikala, Singkil, Paal Dua, dan Wanea, Kamis (23/1). <br /><><br />Pemberian bantuan ini dilakukan berdasarkan hasil assessment yang dilakukan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Utara. <br /><br />Ketua PWNU Sulawesi Utara H Sya’ban Mauludin mengatakan akibat banjir bandang yang terjadi beberapa waktu yang lalu, masyarakat terdampak di Kota Manado kehilangan tempat tinggal dan aset yang dimiliki. Selain itu, beberapa infrastruktur juga mengalami kerusakan. Dan saat ini mereka sangat membutuhkan bantuan berupa sembako, peralatan masak, obat-obatan serta perlengkapan tidur (bantal dan selimut). <br /><br />Avianto Muhtadi Munir, Ketua PP LPBI NU, mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh LPBI NU sebagai bentuk kepedulian Nahdlatul Ulama kepada para korban terdampak banjir bandang di Kota Manado. Bantuan kemanusiaan ini didistribusikan oleh PWNU Sulawesi Utara. <br /><br />Lebih lanjut Avianto berharap kepada pemerintah, masyarakat dan sektor swasta agar kejadian saat ini dapat menjadi bahan introspeksi dan selanjutnya merumuskan langkah bersama dalam pemeliharaan lingkungan dan upaya pengurangan risiko bencana agar kejadian tersebut tidak terulang di masa yang akan datang.<br /><br />Suwarno Tuiyo, sekretaris PWNU Sulawesi Utara mengatakan, bantuan yang diberikan oleh PP LPBI NU ini sangat membantu masyarakat yang terdampak banjir bandang di Kota Manado. PWNU Sulawesi Utara juga mengucapkan terima kasih kepada PP LPBI NU atas bantuan yang diberikan dan akan mendistribusikannya ke masyarakat terdampak.<br /><br />Banjir bandang yang menerjang pada 15 Januari 2014 di Kota Manado, Sulawesi Utara mengakibatkan 11 kecamatan terendam, di antaranya Wanea, Singkil, Tikala, Sario, Wenang, Paal Dua, Tuminting, Paal Empat, dan Bunaken. <br /><br />Menurut data BNPB, dampak banjir bandang di Kota Manado berdampak pada 85.831 jiwa atau 23.204 KK (Kepala Keluarga). Saat ini sebanyak 15.000 jiwa mengungsi di posko-posko dan tempat yang aman. <br /><br />Sampai hari ini, tercatat sudah 19 korban jiwa meninggal baik akibat langsung maupun tidak langsung dari banjir bandang. Sementara dari sisi infrastruktur, kerusakan terjadi di 19 ruas jalan dengan panjang 31,6 kilometer. Beberapa jembatan ambruk dan putus. Saluran air bersih rusak serta jaringan listrik di beberapa wilayah padam. Banjir bandang juga menyebabkan lebih dari 500 warga kehilangan tempat tinggal. <br /><br />Pemerintah Kota Manado mencatat terdapat 3.609 rumah yang rusak berat, 1.966 rumah yang rusak dengan skala sedang, serta 4.789 rumah rusak ringan. <strong>(mukafi niam)</strong></p>
