LPBI-PBNU Sosialisasikan Bahaya Bencana Alam pada Forum Pesantren dan Madrasah

Banyumas, <strong><em>NU Online<br /> </em></strong>Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) mensosialisasikan bahaya bencana alam dansosial dalam forum Pondok Pesantren dan madrasah diniyah se-kabupaten Banyumas dengan&nbsp; tema &ldquo;Pesantren dan Madrasah Diniyah Sebagai Pusat Peradaban&rdquo;. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Oktober 2010 lalu, bertempat di Gedung Ikatan Persaudaraan haji Kota Purwokerto Jawa Tengah.<br /> <br /> Peserta berjumlah 60 orang yang merupakan pimpinan pondok pesantren dan madrasah diniyah se Banyumas. Kegiatan ini rutin dilakukan forum pondok pesantren tiap 38 hari sekali atau dikenal dengan selapanan sebagai refleksi bagaimana pesantren dapat melakukan pemberdayaan di masyarakat secara aktual selain mengembangkan pesantren untuk tempat pengembangan peradaban.<><br /> <br /> Kegiatan bathsul masail ini dilaksanakan oleh FILMA I (Forum Interaksi Antar Masyarakat Islam) Banyumas dengan melibatkan Media Umat, Yayasan GATRA MANDIRI Sokaraja, LPBI NU (Lembaga Penanggulangan bencana NU), RMI. Kegiatan ini <br /> <br /> Dalam dialog tersebut hadir sebagai penyaji dan pembahas adalah DR KH Malik Madani (Katib Aam Syuriah PBNU), KH. Abas Mu&rsquo;in, MA (Ketua Tanfidziyah PBNU dan sekaligus Pembina forum pondok pesantren di Forum Interaksi Antar Masyarakat Islam), M. Bashori, M.Si (Wakil Ketua PP. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI PBNU) dan Miftah Faqih, MA Sekretaris Robithah Ma&rsquo;ahid al-Islamiyah (RMI), DR Moh. Roqib Ketua PCN Banyumas, Drs. Suranyat Sekretaris PCNU Banyumas,&nbsp; KH. Slamet&nbsp; (Syuriah MWCNU Kembaran).<br /> <br /> Dalam sambutannya KH. Malik Madani mengatakan, pondok pesantren harus memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan dan terus menerus berupaya untuk meningkatkan kwalitas pendidikan di lingkungan pesantren, sehingga pesantren mampu menghadapi tantangan zaman dan dengan demikian pondok pesantren akan menjadi pusat peradaban. <br /> <br /> &rdquo;Pondok pesantren dan madrasah diniyah harus dapat mencetak kader-kader pemimpin yang mengedepankan kepentingan umat. Pemimpin yang selalu memperjuangkan umat, dan tidak mengatasnamakan umat. Selain itu pondok pesantren diharapkan pula tidak mencetak kader-kader atau orang-orang yang menyukai kekerasan. Kekerasan yang ditampilkan oleh ormas Islam (mengatasnamakan penegakan syari&rsquo;at Islam) tertentu bukanlah cerminan dari ajaran Islam,&rdquo; katanya. <br /> <br /> Ketua PCNU Banyumas mengatakan, NU memiliki kekuatan tersendiri yang tidak akan ada yang bisa menandingi. Tapi kenyataannya sekarang ini di masyarakat, kekuatan NU tercabik-cabik oleh kekuatan politik, sehingga NU&nbsp; diidentikkan dengan politik. Beberapa politisi di daerah pada saat kampenye meminta dukungan NU, setelah terpilih mereka melupakan NU. <br /> <br /> &rdquo;Oleh karena itu dengan forum ini kita akan membangun&nbsp; kekuatan NU di luar jalur politik,&rdquo; tutur Roqib. &rdquo;Melalui forum seperti ini&nbsp; dapat dijadikan selain silaturrahmi antara pengurus dan warga NU juga dapat dijadikan sarana untuk menggali potensi NU. Dengan demikian forum seperti kami harap bisa berlanjut,&rdquo;, harap Roqib. <br /> <br /> Sementara itu M Bashori, wakil ketua LPBI NU menjelaskan konsep pemikiran dari LPBI NU dalam mengurangi risiko bencana yang dilakukan PBNU. Bashori menyatakan, pentingnya pesantren melakukan diseminasi pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat terkait fungsinya pesantren yang potensial sebagai agen perubahan dan sosio budaya khususnya perubahan paradigma mengenai hal yang carut marut di masyarakat sebagai imbas informasi dan keteladanan yang lemah yang diperlihatkan oleh para pemimpin baik lewat tv, koran internet dan sebagainya. Hal tersebut mengubah pula proses berpikir atau paradigma masyarakat bahwa semua persoalan bangsa ini khususnya terkait bencana yangt merupakan hak Allah dan sebagai manusia masyarakat cenderung pasrah dan melemparkan masalah ini kepada pemerintah semata.<br /> <br /> Padahal, tambahnya, manusia diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan ikhtiar alam mengurangi risiko, apalagi dampak perubahan iklim dan bencana saat ini tidak hanya menghilangkan nyawa tapi juga sumber penghidupan dan kehidupan ekosistem lainnya. <br /> <br /> &rdquo;Di sinilah peran penting para kyai dan pesantren sebagai tokoh yang berpengaruh di tengah masyarakat untuk dapat memberikan bimbingan dan suri tauladansebagai upaya mitigasi kerusakan moral yang bermuara kepada bencana alam, bencana sosial, bencana moral yang berupa kerusakan lingkungan, bencana kemiskinan, kejahatan dan permasalahan sosial lainnya,&rdquo; kata Bashori.<br /> <br /> Sedangkan Miftah Faqih sekretaris RMI memaparkan, Pondok pesantren ke depan diharapakn mampu menjadi tauladan bagi lembaga pendidikan lainnya, karena pendidikan di pondok pesantren mengutamakan pendidikan moral. Di masa datang, seiring dengan kemajuan zaman diperlukan orang-orang yang mampu untuk memimpin bangsa dengan memiliki pengetahuan luas dan&nbsp; memiliki moral tinggi. <br /> <br /> Oleh karena itu pondok pesantren mempersiapkan santri-santrinya selain memiliki morang tinggi juga santri-santri yang ngumpuni. &ldquo;Satu hal yang menjadi kelemahan pondok pesantren adalah administrasi, dan data base,&rdquo; ujarnya. (nam)

Nasional LAINNYA