<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span><br></div><div>Indonesia disebut sebagai negara penyumbang sampah plastik kedua terbesar setelah Tiongkok. Terkait sampah tersebut, selama ini menjadi perhatian serius Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU).</div><div><br></div><div>Ketua LPBINU M. Ali Yusuf mengatakan bahwa jika kita mau berkomitmen mengelola sampah, maka sampah akan berubah jadi berkah.</div><div><br></div><div>Menurut Ali, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati di Indonesia setiap tanggal 21 Februari sejatinya bukan hanya pengingat bahwa pada tanggal tersebut pernah terjadi tragedi kemanusiaan akibat sampah.</div><div><br></div><div>Tetapi HPSN merupakan alat pengingat bagi semua pihak di Indonesia bahwa sampah merupakan persoalan serius di Indonesia yang harus segera ditangani dan diperlukan upaya dan komitmen bersama semua pihak, semua kalangan di Indonesia, karena hingga saat ini timbunan sampah bukan berkurang tetapi malah terus bertambah volumenya.</div><div><br></div><div>“Untuk mengatasi persoalan sampah, kontribusi dan peran aktif semua pihak adalah keniscayaan,” Kata Ali, Kamis (21/2) di Kantor PBNU Jakarta.</div><div><br></div><div>Ia mengungkapkan, dalam rangka HPSN 2019 ini LPBINU mengajak kepada masyarakat dan semua pihak untuk lebih peduli terhadap persoalan sampah. LPBINU juga mengajak masyarakat untuk mengurangi gaya hidup yang menimbulkan sampah dan membantu upaya pengurangan volumenya dengan melakukan pengelolaan sampah dari unit terkecil yaitu keluarga.</div><div><br></div><div>“Perusahaan-perusahaan juga diminta komitmennya untuk memproduksi barang atau komoditas yang ramah lingkungan, selain itu para pemegang perusahaan juga ditunggu komitmennya untuk berinvestasi bagi upaya-upaya kreatif terkait pengelolaan sampah,” kata Ali.</div><div><br></div><div>Ali juga meminta komitmen dari Pemerintah untuk menelurkan regulasi yang mendukung upaya pengelolaan sampah, serta insentifnya bagi upaya-upaya kreatif para pihak dalam melakukan pengelolaan sampah.</div><div><br></div><div>“Saat ini, salah satu solusi persoalan sampah yang paling mudah adalah dengan mengelolanya agar tidak menjadi barang yang buruk dan bahkan menyebabkan bahaya, tetapi menjadi sesuatu yang memberikan bernilai dan memberikan manfaat,” pungkas Ali. <span style="font-weight: bold;">(Red: Fathoni)</span></div>
