<div><span style="line-height: 1.42857;">Bandung, <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">NU Online</span></span><br></div><div>Wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Sabtu, 12 Maret 2016 dilanda banjir. Hujan deras yang berlangsung sejak Selasa hingga Sabtu (8-12 Maret 2016) menyebabkan Sungai Citarum dan Sungai Cisangkuy untuk kesekian kalinya meluap dan menimbulkan banjir tahunan. Namun kali ini dampak banjir lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. </div><div><br></div><div>Tinggi banjir mencapai sekitar 80-300 centimeter. Bahkan di sekitar bantaran Sungai Citarum dan cekungan, banjir mencapai lebih dari 3 meter. Banjir tersebut juga menyebabkan 2 (dua) orang meninggal akibat tersengat listrik dan terseret arus sungai. </div><div><br></div><div>Menurut data dari BNPB, daerah yang terendam banjir di Kabupaten Bandung sebanyak 15 kecamatan. Sedangkan daerah yang mengalami dampak terparah adalah di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang. Masyarakat terdampakbanjir di Kabupaten Bandung mencapai 24.000 jiwa dengan 3000 jiwa lebih mengungsi. Titik Pengungsian berada di Kantor Kelurahan Baleendah, Gedung Inkanas, GOR SKB, Gedung Juang, Gedung PDIP, Kantor Kecamatan Dayeuhkolot, Kantor Camat Baleendah, Masjid Al Sofia dan sarana prasana umum lainnya di tiga kecamatan tersebut.</div><div><br></div><div>Menurut R Imbar Usman dari Yayasan Pendidikan Islam Al-Harus Baleendah, hujan sangat deras mengguyur daerah Kabupaten Bandung pada Sabtu (12/3/2016). Air mulai naik dan masuk ke pemukiman penduduk sekitar pukul 17.00 sore. Kondisi ini menyebabkan banyak sekali warga yang mengungsi. Jumlah pengungsi yang ditampung di Yayasan Pendidikan Islam Al Harus di Jalan Raya Andir Ketapang Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah pimpinan KH Lukman Firdaus (pengurus PCNU Kabupaten Bandung) sebanyak 300 KK.</div><div><br></div><div>Menyikapi kondisi tersebut, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) pada 15 Maret 2016 memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Bandung Jawa Barat. Bantuan yang diberikan berupa paket sembako untuk 125 KK pengungsi yang ditampung di Yayasan Pendidikan Islam Al-Harus Baleendah. Sedangkan pemberian bantuan ini dilaksanakan berdasarkan <span style="font-style: italic;">assessment </span>yang dilakukan oleh Pengurus Cabang NU setempat, yang menyebutkan bahwa saat ini kebutuhan utama masyarakat terdampak banjirdi antaranya adalah makanan, perahu karet dan peralatan tidur.</div><div><br></div><div>Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al-Harus Baleendah sekaligus pengurus PCNU Kabupaten Bandung, KH Lukman Firdaus mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh PP LPBINU. Menurut Lukman, bantuan ini sangat diperlukan dan sangat membantu masyarakat yang terdampak banjir. Sebelum menerima bantuan ini, Yayasan kami telah membuka posko dapur umum untuk membantu masyarakat terdampak banjir.</div><div><br></div><div>Wakil Sekretaris PP LPBINU, Yulistianto mengatakan, setelah dilakukan <span style="font-style: italic;">assessment</span>, LPBINU memberikan bantuan untuk membantu masyarakat terdampak bencana banjir di Kabupaten Bandung. Menurut Yulistianto, ini adalah bantuan awal LPBI NU. Kami akan terus memantau perkembangan kondisi banjir di Kabupaten Bandung ini.</div><div><br></div><div>Ketua PP LPBINU, M Ali Yusuf mengingatkan semua pihak, banjir di kawasan sungai Citarum ini terjadi setiap tahun, bahkan menurut beberapa pihak banjir kali ini merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan masih rendahnya pemahaman dan kesadaran semua pihak tentang Pengurangan Risiko Bencana (PRB). </div><div><br></div><div>“Penanggulangan Bencana (PB) masih dipahami sebagai upaya karitatif semata dan hanya bersifat reaksi atas kejadian yang ada. Selain itu, kejadian banjir ini menjadi bukti kuat bahwa daya dukung lingkungan yang ada di kawasan Sungai Citarum dan Sungai Cisangkuy semakin terdegradasi,” ujar Ali Yusuf.</div><div><br></div><div>Oleh karena itu, LPBI NU mendesak semua pihak terutama Pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha di Kabupaten Bandung dan sekitarnya untuk lebih serius dalam menemukan solusi konkrit mengatasi banjir ini dengan merumuskan perencanaan dan tindakan atau aksi yang strategis, dari hulu hingga ke hilir, bahkan harus lintas kawasan karena di samping terkait daerah atau kawasan aliran sungai, isu kerusakan lingkungan hidup juga mengemuka. </div><div><br></div><div>Singkat kata, menurut Ali Yusuf, harus ada kemauan dan kesadaran bersama semua pihak untuk mengatasi persoalan banjir ini. Ali Yusuf berharap kejadian yang sangat merugikan seperti sekarang ini dapat dicegah atau minimal dapat berkurang dampaknya di masa yang akan datang. <span style="font-weight: bold;">(Red: Fathoni)</span></div><div><br></div>