LPBINU Kuatkan Pelaksana Program 4 Kabupaten di Jatim

<p>Bandung, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Pengurus Pusat Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menggelar &ldquo;Pelatihan Desain Perencanaan, Monev, dan Pelaporan&rdquo; untuk pelaksana program penguatan kelembagaan penanggulangan bencana di Jawa Timur, selama empat hari, 25-28 Agustus 2014 di Hotel Gumilang Regency Bandung, Jawa Barat.<br /><><br />Pelatihan hasil kerja sama antara LPBI NU dan pemerintah Australia melalui AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) dan AIPD (Australia Indonesia Partnership for Decentralization) tersebut diikuti oleh 26 peserta dari empat kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yaitu: Situbondo, Sampang, Malang dan Trenggalek.<br /><br />Pelatihan ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas tim pelaksana program agar dapat bekerja sesuai rencana di kabupaten masing-masing. Dalam &ldquo;Pelatihan Desain Perencanaan, Monev, dan Pelaporan&rdquo; ini dibahas tiga materi pokok, yaitu desain perencanaan, monitoring dan evaluasi (monev), serta desain pelaporan.<br /><br />Ketua PBNU KH. Abbas Mu&rsquo;in saat membuka acara ini menyampaikan, sebagai lembaga dakwah NU memiliki tanggung jawab untuk memberi ruang sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat. <br /><br />&ldquo;Kita harus punya beran di semua aspek, terrmasuk di dalamnya penanggulangan bencana dan pemeliharaan lingkungan. Abbas Muin juga berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang bisa diimplementasikan oleh peserta di wilayahnya masing-masing,&rdquo; ujarnya.<br /><br />Bina Suhendra, Bendahara Umum PBNU, dalam sambutannya menekankan tentang pentingnya manajemen dalam sebuah program. Menurutnya, dalam program terdapat lima komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan (<em>monitoring</em>), evaluasi, dan pelaporan. Berkaitan dengan hal itu, ia menilai pelatihan ini menjadi penting karena membahas semua komponen tersebut.<br /><br />Ketua LPBINU Avianto Muhtadi mengatakan, terkait upaya penanggulangan bencana, perubahan iklim, dan pelestarian lingkungan, LPBINU perlu menggandeng masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah.&nbsp; LPBI NU berharap, semoga pelatihan ini tidak hanya bermanfaat bagi peserta pelatihan, tetapi juga bagi masyarakat secara luas di Jawa Timur.<br /><br />Hadir sebagai narasumber Wakil Sekjen PBNU dr. H. Syahrizal Syarif; bersama <em>trainer </em>(pelatih) dalam pelatihan ini, Henry Pirade dari Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan Yayah Ruchyati dari LPBINU.<br /><br />Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk menyusun desain program pengurangan risiko bencana, membuat instrumen serta melakukan <em>monitoring </em>dan evaluasi, menyusun laporan kegiatan dan&nbsp; laporan program,&nbsp; serta memahami strategi program dan memantau perkembangan kegiatan pengurangan risiko bencana di kabupaten masing-masing. <strong>(Mahbib Khoiron)</strong><br /><br /></p>

Nasional LAINNYA