<p>Surabaya, <em><strong>NU Online </strong></em><br />Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menyelenggarakan Pelatihan “Desain Perencanaan dan Monitoring dan Evaluasi (Monev)” bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) empat kabupaten Jawa Timur. <br /><><br />Pelatihan ini diikuti 24 peserta yang merupakan perwakilan BPBD dan stakeholder (LPBI NU, Perguruan Tinggi dan LSM) dari empat kabupaten, yaitu Malang, Trenggalek, Sampang, dan Situbondo. Pelatihan ini dilaksanakan pada 1 - 4 Maret 2015 di Hotel Ibis Surabaya. <br /><br />Dalam pelatihan yang dukungan Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) ini dibahas tiga materi pokok, yaitu Desain Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi. Materi tersebut mengundang narasumber sekaligus fasilitator Henry Pirade dari Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR).<br /><br />Menurut siaran pers yang diterima NU Online Selasa (3/3) setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk menyusun desain kegiatan dan program pengurangan risiko bencana, membuat instrumen dan melakukan monev, serta memahami strategi program dan memantau perkembangan kegiatan pengurangan risiko bencana di kabupaten masing-masing.<br /><br />Kegiatan tersebut dibuka Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Timur Sudarmawan. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi LPBI NU yang sangat peduli dan memiliki komitmen yang kuat tentang kebencanaan, diantaranya melalui inisiasi Perda Penanggulangan Bencana dan beberapa kegiatan untuk meningkatkan kapasitas BPBD dan stakeholder di Jawa Timur. <br /><br />Sudarmawan juga menekankan pentingnya komitmen semua pihak, termasuk di dalamnya kepala daerah dalam melakukan upaya penanggulangan bencana. Karena dengan komitmen dan kerja sama semua pihak, upaya penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara maksimal dan benar-benar dirasakan manfaatnya masyarakat secara luas.<br /><br />Ketua PBNU KH Abbas Mu’in dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam sebuah program terdapat empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Berkaitan dengan hal itu, pelatihan ini menjadi penting karena akan dibahas semua komponen tersebut. <br /><br />Abbas Muin juga berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang bisa diimplementasikan peserta di wilayahnya masing-masing.<br /><br />Sementara Ketua LPBI NU, Avianto Muhtadi menyampaikan, upaya mengelola ekologi, aspek ekonomi dan sosial sangat penting untuk diperhatikan sehingga dapat mengurangi kerentanan yang ada. Upaya penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan pemerintah, melainkan harus melibatkan masyarakat dan juga dunia usaha. <br /><br />Avianto berharap pelatihan ini tidak hanya bermanfaat bagi peserta pelatihan, tetapi juga bagi masyarakat luas di Jawa Timur. “LPBI NU bergerak dalam 3 (tiga) tataran, yaitu pelestarian lingkungan, pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim,” katanya. (Red: Abdullah Alawi)<br /><br /></p>