LPBINU Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Kota Padang

<div>Padang, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online</span></div><div>Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Rabu kemarin&nbsp;<span style="line-height: 18.5714px;">(30/3),&nbsp;</span><span style="line-height: 1.42857;">memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir di Kota Padang, Sumatera Barat. Bantuan yang diberikan berupa paket sembako untuk 150 KK di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Padang Selatan dan Kecamatan Padang Utara. Pemberian bantuan ini dilaksanakan berdasarkan penilaian keadaan yang dilakukan PW LPBINU Sumatra Barat yang menyebutkan bahwa kebutuhan utama masyarakat terdampak banjir diantaranya berupa makanan, perahu karet dan seragam sekolah.</span></div><div><span style="line-height: 1.42857;">&nbsp;</span></div><div>LPBINU memberikan bantuan melalui PW LPBINU Sumatra Barat dan PC LPBINU Kota Padang. Skema pemberian bantuan melalui perangkat organisasi NU di tingkat kabupaten tersebut diharapkan mampu menjangkau langsung warga yang terdampak banjir.&nbsp;</div><div><br></div><div>Ketua LPBINU, Muhamad Ali Yusuf, mengatakan bahwa sebelum memberikan bantuan, LPBINU meminta PW LPBINU Sumatra Barat untuk melakukan <span style="font-style: italic;">assessment. </span>Hal ini dimaksudkan agar bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.</div><div>&nbsp;</div><div>Lebih lanjut, Ali Yusuf mengungkapkan, penyebab banjir sudah diketahui, diantaranya kurang berfungsinya drainase karena mengalami penyempitan. “Mestinya sekarang ini sudah didapatkan gambaran yang jelas tentang upaya ke depan yang harus dilakukan agar kejadian seperti sekarang ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang,” ujarnya.</div><div><br></div><div>Oleh karena itu, Ali Yusuf mendesak semua pihak terutama pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha di Kota Padang untuk serius dan segera merumuskan rencana dan tindakan yang kongkrit dan tidak sporadis guna mengurangi risiko bencana banjir tersebut.&nbsp;</div><div><br></div><div>Banjir yang terjadi di Kota Padang ini disebabkan curah hujan yang tinggi pada 21 Maret lalu. Kondisi ini membuat Sungai Batang Kuranji dan Sungai Batang Harau tidak mampu menampung debit air hingga meluap, serta drainase yang berfungsi kurang maksimal. Banjir mengakibatkan rumah warga atau masyarakat terendam setinggi 1,5 meter.</div><div><br></div><div>Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Padang Budi Iman Samiaji mengatakan, banjir yang terjadi di Kota Padang disebabkan tingginya intensitas hujan. Menurut Budi, tingginya intensitas hujan disebabkan berbagai faktor, diantaranya adanya konvergensi atau pertemuan massa udara di barat Sumatera Barat. Juga adanya fenomena MJO atau penambahan massa uap air dari Samudra Hindia. <span style="font-weight: bold;">(Zunus Muhammad)</span></div><div><br></div>

Nasional LAINNYA