<p>Trenggalek, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Pengurus Cabang Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, bersama pemerintah setempat berupaya mengatasi masalah pencegahan dan pengurangan risiko bencana alam di daerah yang terletak di pesisir pantai selatan ini.<br /><><br />Upaya tersebut tampak dari diselenggarakannya “Konsultasi Publik Draft Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD PRB) di Kabupaten Trenggalek” di Balai Benih Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek, Kamis (9/1) kemarin.<br /><br />Acara ini diikuti 75 peserta dari unsur tim penyusun, tim penulis, tim peta, SKPD terkait, Polres, Kodim 0806, LSM, PT, ormas, camat, kepala desa, serta masyarakat di kawasan rawan bencana. Acara dibuka Wakil Bupati Trenggalek Kholiq dibuka didampingi Sekretaris Daerah yang sekaligus sebagai Kepala BPBD Trenggalek Drs. Ali Mustofa.<br /><br />Dalam sambutannya Kholiq mengapresiasi upaya LPBI-NU dalam mengadvokasi kebijakan di bidang Penanggulangan Bencana di antaranya Perda Nomor 23 tahun 2011 tentang Penanggulangan Bencana di Kabupaten Trenggalek. <br /><br />“Trenggalek merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang secara geografis memang rawan bencana,” ujarnya.<br /><br />Kholiq juga meminta dukungan terhadap pembangunan Bendungan Tugu di daerahnya yang akan dimulai Januari ini. “Bendungan ini nantinya tentu mempengaruhi geografis Trenggalek, dengan kemampuan multy effect-nya untuk meredam risiko banjir hingga 75 %, memperbaiki sistem irigasi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.<br /><br />Ketua LPBI-NU Trenggalek Amin Tohari mengatakan, draf dokumen ini merupakan amanat Undang-Undang yang setiap Kabupaten harus memiliki. “Dokumen ini bersifat <em>living document </em>sehingga memungkinkan untuk dilakukan evaluasi secara berkala,” katanya dalam siaran pers dari yang dikirim Pengurus Pusat LPBI-NU. <strong>(Mahbib)</strong></p>
