<P>Jakarta, <EM><STRONG>NU Online</STRONG></EM><BR>Pemandangan umum yang dilakukan oleh 33 pengurus wilayah Fatayat, termasuk satu pengurus cabang Istimewa Malaysia menerima laporan pertanggungjawaban Maria Ulfa Anshor yang disampaikan Selasa pagi (12/7).</P>
<P>Periode kepengurusan masa bhakti 2000-2005 dianggap cukup berhasil dalam mengembangkan program Fatayat sesuai dengan amanat yang telah ditetapkan dalam kongres ke XII di Bandung.</P><>
<P>Beberapa keberhasilan yang disampaikan dalam pemandangan umum adalah keberhasilan dalam membangun kantor baru, kesuksesan mengembangkan jaringan maupun menjalankan kerjasama dengan beberapa funding, termasuk kesuksesan ketua umumnya memperoleh penghargaan women award dari antv.</P>
<P>Namun demikian, terdapat kritikan atas kinerja saat ini meliputi kurangnya perhatian terhadap wilayah yang berada di luar Jawa, masalah kartu tanda anggota, sampai dengan SK yang kedaluarsa dan surat dari PP yang selalu salah alamat.</P>
<P>Masalah laporan keuangan juga menjadi perhatian dari para ketua wilayah. Mereka mempertanyakan bentuk laporan keuangan yang dinilai sekedarnya, termasuk adanya uang kesejahteraan bagi pengurus pusat. Bahkan Ketua PW Fatayat Jabar Imas Masyitoh meminta agar laporan keuangan diaudit oleh akuntan public. Ia juga mempertanyakan program yang funding oriented.</P>
<P>Delegasi Papua Atopi Surveva yang mewakili ketua wilayah yang lagi sakit mendapat aplaus panjang dari para hadirin. Ia merupakan penduduk asli Papua yang aktif dalam kegiatan Fatayat. </P>
<P>Pemandangan umum tersebut berlangsung cukup panjang. Dimulai pada pukul 14.10 WIB dan break sholat ashar dan maghrib pada pukul 17.15 WIB. Dilanjutkan lagi sekitar pukul 20.00 dan baru berakhir pukul 22.00 WIB.(mkf)<BR></P>