LPJ Saifullah Yusuf Diterima Semua Wilayah

<P>Jakarta, <STRONG><EM>NU Online<BR></EM></STRONG>Laporan pertanggungjawaban pengurus PP GP Ansor masa khidmad 2000-2005 yang disampaikan oleh Ketua Umum GP Ansor Saifullah Yusuf diterima oleh seluruh wilayah yang menyampaikan pemandangan umum tadi malam dan baru berakhir sekitar pukul 01.00 dinihari Sabtu 2 April.</P> <P>Selain itu, seluruh wilayah juga menyampaikan dukungannya kembali beserta cabang-cabangnya yang disampaikan dalam bentuk pernyataan tertulis untuk meminta kembali Saifullah Yusuf memimpin kembali GP Ansor masa khidmad 2005-2010.</P><> <P>Bahkan sebagian besar wilayah meminta pemilihan kembali tersebut dilakukan secara aklamasi, kecuali wilayah DI Jogja yang tetap meminta dilakukan pemilihan secara terbuka dengan alasan demokrasi.</P> <P>Namun demikian, bukan berarti tak ada catatan terhadap kepengurusan kali ini. Beberapa catatan terutama meliputi masalah kualitas SDM, manajemen organisasi, peningkatan usaha di bidang ekonomi, sistem kaderisasi, konsolidasi organsisasi, dan soliditas pimpinan di PP.</P> <P>Pimpinan GP Ansor Jatim Rofik yang menyampaikan pandangan terakhir kali memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang beberapa hal yang harus diperbaiki Ansor pada kepengurusan periode mendatang yang meliputi.</P> <P>1. Pimpinan pusat sangat tergantung pada ketua umum dan kurang diberengi peran pengurus lainnya sehingga kepemimpian pusat kurang memiliki peran kolektif kolegial. Ke depan Ansor harus ditopang oleh kepemimpinan dengan manajemen yang kuat.</P> <P>2. Implementasi pimpinan pusat dalam bidang pemberdayaan ekonomi belum memberikan hasil yang menggembirakan dan lebih memperlihatkan aspek monumental dan tidak dibarengi dengan evaluasi program terhadap feasibilitas yang tepat dan keterkaitan program serta tidak ditopang oleh manajemen yang kuat. Contoh kongritnya adalah kegagalan proyek tambak 1000 hektar di NTB. Dalam hal ini Ansor Jatim mengharapkan agar pemberdayaan ekonomi perlu dibuat lebih sederhana yang mudah diimplementasikan para struktur di bawah.</P> <P>3. Sistem kaderaisasi yang ditetapkan oleh pimpinan pusat tidak bisa berjalan karena adanya dualisme sistem kaderisasi antara Ansor dan Banser yang menyebabkan disorientasi kaderisasi dan tidak efisien. Masalah lain adalah tidak adanya pedoman yang sederhana dan memadai untuk penyelenggara di bawah. </P> <P>Karena itu Jawa Timur merekomendasikan adanya sistem kaderisasi yang terintegrasi dan menerbitkan pedoman kaderisasi yang lebih baik. Dalam hal ini Ansor Jatim juga menyumbangkan konsep kaderisasi yang memungkinkan untuk diadopsi dan diimplementasikan bagi kaderisasi tingkat nasional.</P> <P>4. Partisipasi Ansor dalam dunia politik telah memiliki kinerja luar biasa sedangkan untuk pemberdayaan kepada warga kurang dapat dirasakan.</P> <P>5. PP GP Ansor belum menunjukkan proses distribusi kader yang memungkinkan timbulnya promosi secara ideal, setidaknya masih adanya kesulitan dalam proses regenerasi pimpinan pusat.</P> <P>Dalam forum tersebut ketua Ansor Jatim juga menyampaikan wakaf tanah dari KH Abdul Jalil Almarhum seluas 2 hektar kepada PP GP Ansor untuk dibangun pusat pendidikan Ansor yang berlokasi di Tulungagung.(mkf)</P> <P>&nbsp;</P> <P>&nbsp;</P>

Nasional LAINNYA