<P>Jakarta.<STRONG>NU.Online</STRONG><BR>Dalam upaya ikut memberdayakan perekonomian Indonesia melalui sektor pariwisata yang saat ini terpuruk karena berbagai permasalahan seperti kasus Bom Bali, perang Irak, dan sekarang ini ancaman penyebaran virus SARS Pengurus Pusat Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (PP LPNU) mengadakan workshop bertemakan “Revitalisasi Peranserta Agamawan dalam Pemulihan dan Pengembangan Pariwisata Nusantara” di Hotel Aston Atrium Jakarta.</P>
<P>“Workshop ini untuk mensosialisasikan bahwa pariwisata bukan sesuatu yang selalu negatif” ujar Basofi Sudirman, ketua umum PP LPNU. Selama ini di Indonesia pariwisata selalu dikesankan sebagai kegiatan maksiat seperti prostitusi, minuman keras, dll terutama oleh kalangan agamawan, sehingga kedatangan orang asing tidak dapat diterima dengan terbuka. </P><>
<P>Sebagai informasi tambahan, jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia tahun lalu berkisar antara 4.7 juta, padahal di Malaka (satu wilayah Malaysia) saja dikunjungi 5 juta orang. “Ini dikarenakan mereka berusaha melayani wisatawan dengan baik sehingga mereka berbondong-bondong dating ke sana” ungkap salah satu pejabat kementerian Budaya dan Pariwisata yang menghadiri acara tersebut</P>
<P>“Dalam agama kita dianjurkan untuk melakukan perjalanan untuk mencari ibroh,” ujar Basofi Sudirman “Dan kalau kita tidak bisa melakukan perjalanan, seharusnya kita menerima tamu dengan baik, wisatawan menginginkan keramahan, kebersihan, dan keamanan,” tambahnya. Kedatangan turis ini akan memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar pada penduduk sekitar.</P>
<P>Untuk menghindari berbagai dampak negatif itu Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika dalam sambutannya mengatakan “Penduduk dapat menetapkan peraturan yang tegas di daerahnya. Masalah norma sudah menjadi standar, wisatawan tentu akan mematuhi”. </P>
<P>Selama ini kita cenderung bersikap inferior terhadap orang asing seolah-olah mereka bebas melakukan sesuatu. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi,” ungkap Gde Ardika. </P>
<P>Acara ini diikuti oleh cabang LPNU seluruh Jawa, Bali, dan Lampung. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara PP LPNU dan Kementerian Budaya dan Pariwisata. Direncanakan acara tersebut akan diisi oleh berbagai pembicara seperti AM Hendropriyono (Kepala BIN) Da’I Bachtiar (Kepala Polri), Prof KH. Said Agil Siradj (Ketua PBNU), Direktur PT Garuda, Ketua ASITA, Ketua PHRI, MUI dan beberapa pembicara lainnya. <EM><STRONG>(mkf)</STRONG></EM></P>
