LPOI: Sampai Kapan Pun Sekolah Lima Hari Ditolak

<div>Jakarta, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online&nbsp;<br></span></div><div>Sebanyak 14 organisasi massa (ormas) Islam menolak kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sekolah Lima Hari. Penolakan ormas-ormas yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Islam (LPOI) tersebut disampaikan pada konferensi pers di gedung PBNU, Jakarta, Jumat (7/7).&nbsp;</div><div><br></div><div>Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj mengatakan, ormas-ormas Islam mengapresiasi langkah pemerintah yang membatalkan Permendikbud yang akan menggantinya dengan Perpres.</div><div><br></div><div>“Namun kami menunggu bukti nya Permen itu telah dibatalkan karena nyatanya Mendikbud masih bersikeras menjalankan Permen yang dibatalkan itu,” katanya.&nbsp;</div><div><br></div><div>Madrasah yang ada di desa-desa ada sekitar 76 ribu lebih telah menjadi bagian dari masyarakat Islam.&nbsp;</div><div><br></div><div>“Sampai kapan pun, tidak dialog, tidak diskusi, tidak ada tawar-menawar, kami, NU, LPOI juga meminta (kebijakan) itu dibatalkan.”</div><div><br></div><div>Sekjen LPOI H. Luthfi At-Tamimi mengatakan, kebijakan tersbut mengancam keberadaan pendidikan di madrasah dan pesantren.&nbsp;</div><div><br></div><div>“Mereka tidak membubarkan pesantren, tapi mereka membuat acara sampai jam lima supaya pesantren tidak laku,” katanya. <span style="font-weight: bold;">(Abdullah Alawi) &nbsp;&nbsp;</span></div><div><br></div>

Nasional LAINNYA