<div>Batang, <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">NU Online </span><br></div><div>Puluhan Komunitas menanam 15 ribu bibit pohon aren di wilayah Kabupaten Batang, yang tersebar di delapan Kecamatan. Kegiatan tanam bibit aren dimulai dari Gunung Sipandu Desa Pranten Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, Jumat (10/05).</div><div><br></div><div>Kegiatan tersebut digagas oleh Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Batang, Persatuan Komunitas Batang Raya (Pakubara), dan Gerbang Tani. Dengan dukungan PDAM Batang beserta puluhan komunitas lainnya. </div><div><br></div><div>Wakil Ketua LPPNU Batang, Jawa Tengah Arifin Untung Darus kepada <span style="font-style: italic;">NU Online </span>mengatakan, kegiatan ini bagian dari upaya komunitas dan lembaga peduli lingkungan, menggalakan aktifitas konservasi di wilayah Kabupaten Batang. </div><div><br></div><div>"Pohon aren merupakan pohon konservasi. Pelepah dan akar pohon aren dapat menahan dan menyimpan air hujan dalam jumlah banyak. Menjadi serapan air dan menumbuhkan vegetasi serta ekosistem yang bagus, " katanya. </div><div><br></div><div>Dikatakan Arifin, alasan lain memilih pohon aren karena akar serabut pohon aren berbentuk padat dan kuat, dapat merekat kuat tanah sehingga terjaga dari erosi dan longsor. "Kemampuannya dalam menyerap CO2 dalam jumlah banyak, mendukung mitigasi gas rumah kaca sehingga dapat menekan pemanasan Global," jelasnya.</div><div><br></div><div>Ketua Komunitas Pakubara, Nur Slamet menjelaskan, sasaran wilayah tanam bibit aren mengutamakan di daerah dataran tinggi karena sebagai tangkapan air dengan penanaman melibatkan warga lokal. </div><div><br></div><div>Rencana area penanaman bibit aren meliputi Kecamatan Wonotunggal di Desa Gringgingsari sejumlah 500 bibit, sodong 100 bibit, dan silurah 250 bibit. Kecamatan Bandar ada Desa Tombo 3.000 bibit, Wonomerto 100 bibit, Candi 100 bibit, Wonokerto 100 bibit. Kecamatan Blado terdiri Desa Genting 500 bibit, Wonobodro 500 bibit, Kalipancur Cokro 700 bibit. </div><div><br></div><div>Selanjutnya, Kecamatan Reban di Desa Moteng 3.000 bibit, Pacet 500 bibit, Ngadirejo 500 bibit. Adapun Kecamatan Bawang terdiri dari Desa Pranten 1.000 bibit, Kebaturan 500 bibit. Kecamatan Limpung di Desa Lobang 1.200 bibit. Kecamatan Tersono di Desa Rejosari Timur 30 bibit, Margosono 200 bibit, Tersono 30 bibit, Kranggan 50, Wanar 30 bibit dan 140 bibit. </div><div><br></div><div>Sedangkan Kecamatan Subah di Desa Kemiri 100 bibit, Kecamatan Banyuputih Desa Luwung 100 bibit. Kecamatan Warungasem di Desa Pandansari 100 bibit dan Kecamatan Pecalungan di Desa Bandung 100 bibit. </div><div><br></div><div>"Jangka waktu tanam selama 10 Minggu, jadi bulan Juli mendatang Insyaallah seluruh bibit bisa tertanam. Komunitas saling berkomitmen untuk tidak semata-mata mengedepankan target jumlah tanam, namun juga target hidup bibit aren," sambung Slamet. </div><div><br></div><div>Dia menjelaskan, pohon Aren atau enau adalah golongan palma terpenting setelah kelapa karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini diketahui dapat berperan sebagai pohon penghasil pangan yang dihasilkannya berupa nira, gula aren, serta kolang kaling, dan sagu. "Makanya selain tujuan konservasi, sekaligus sebagai daya dukung ketahanan pangan di Batang," pungkasnya. (<span style="font-weight: bold;">Iwan/Muiz</span>)</div><div><br></div>
