<p>Kudus, <em><strong>NU Online</strong></em><br />Budidaya padi organik yang dikembangkan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kudus, Jawa Tengah tergolong berhasil. Ahad (23/6), padi organik yang ditanam salah petani binaannya di Desa Kaliwungu mampu memanen padi di sawah seluas seperempat hektar dengan hasil mencapai 1,5 ton.<br /><><br />Ketua LPPNU Kudus H. Masduki mengatakan pertanian padi secara organik lebih menguntungkan dibanding pertanian kimia. Cara organik lebih kuat dan kebal dari serangan hama.<br /> <br />“Tani organik lebih tahan dan kualitas padinya pun sangat bagus,” ujarnya disela-sela panen padi Desa Kaliwungu.<br /> <br />Ia menambahkan di berbagai wilayah tak sedikit yang mengalami gagal panen akibat serangan hama wereng dan walang. Memang, padi organik yang dikembangkan juga mengalami hal serupa, namun kenyataannya masih bisa bertahan hidup hingga bisa panen.<br /> <br />“Selain bebas obat-obatan kimia, panenan tani organik cukup bagus. Kita sangat bersyukur padahal tak sedikit petani yang gagal panen,” tandasnya lagi.<br /> <br />Padi organik yang dipanen ini, jelasnya, mulai tanam hingga panen memakan waktu 85 hari. Pemupukan dengan pupuk organik cair sekali, tetapi pupuk kandang cukup banyak, mencapai 60 sak. <br /> <br />“Selain itu, kami melakukan penyemprotan sekali sekali dan pada panen perdana ini cukup hasilnya memuaskan, mencapai kurang lebih 1,5 ton,'' lanjutnya. <br /> <br />Disamping mengembangkan padi organik, H Masduqi juga menanam tanaman lain seperti buah pepaya dengan cara organik. Lahan yang ditanami buah pepaya organik di kebun miliknya sendiri di Desa Margorejo.<br /> <br /><br /><strong>Redaktur : Abdullah Alawi </strong><br /><strong>Kontributor : Qomarul Adib</strong><br /><br /></p>
