LPPNU Sertakan Non Muslim dalam Pelatihan

<p>Kupang, <em><strong>NU Online</strong></em><br />Lembaga Pengembangan Pertanian Nadhlathul Ulama (LPPNU) Nusa Tenggara Timur melibatkan non muslim dalam pelatihan pengelolaan ikan siap saji.&nbsp;<><br /><br />Pelatihan yang diadakan oleh LPPNU NTT selama tiga hari diukuti oleh 30 orang peserta 20 Muslim dan 10 non Muslim warga Manikin Kecamatan Kupang tengah Kabupaten Kupang, Rabu (31/07/2013) di Hotel Kelimutu Kupang.&nbsp;<br /><br />Ketua LPPNU NTT Faizal Makarim mengatakan, pelatihan hasil kerjasama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang ini merupakan upaya untuk meningkatkan usaha kecil.&nbsp;<br /><br />Rais Syuriyah PWNU NTT H Abdul Kadir Makarim, dalam sambutan pembukaan pelatihan mengatakan pentingnya kerjasama dengan semua pihak.</p> <p>&ldquo;Walaupun program ini diprioritas kepada umat Muslim yakni warga NU yang ada di Kabupaten Kupang, tetapi kita harus berbaur kepada semua umat dan saling berbagi sesama diantara kita. NU tetap membuka kepada siapa saja,&rdquo; katanya.&nbsp;<br /><br />Kegiatan ini bertujuan untuk bisa mengolah ikan secara baik, termasuk juga memperhatikan aspek kehalalannya. &ldquo;Saya berharap program ini, bisa membantu ekonomi keluarga, dan bisa menyelesaikan permasalahan pengangguran,&rdquo; tandasnya.<br /><br />Walaupun hanya 30 orang yang diberikan pendidikan dan pelatihan tetapi ia berharap ke depan harus dikembangkan seluas-luasnya.<br /><br />Bidang Pengawasan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan &nbsp;DKP Kabupaten Kupang YB Kasdianto &nbsp;menilai, dinasnya terus membina kelompok-kelompok yang sudah terbentuk. Pemerintah Kabupaten Kupang sudah banyak membentuk kelompok untuk mengelola bantuan pemerintah tetapi, kadang &nbsp;kelompok yang menerima bantuan dari pemerintah tersebut dinilai tidak bermutu. Maka dari itu, ia berharap program ini bisa berjalan lancar dan tepat sasaran.&nbsp;<br /><br />Dia menilai kemacetan setiap kelompok yang dibentuk oleh pemerintah berakibat dari manajemen pengelolaan yang tidak taransparan dan terbuka. Ini semua berangkat &nbsp;kesadaran setiap kelompok yang mengelola bantuan pemerintah.&nbsp;<br /><br />Dia berharap setelah berhasil, abon hasil olahan tersebut akan sesuaikan dengan selera para pengguna atau kebutuhan pasarnya, sehingga program ini bisa berkepanjangan.&nbsp;</p> <p><br /><strong>Redaktur &nbsp; &nbsp;: Mukafi Niam</strong><br /><strong>Kontributor: Ajhar Jowe</strong></p>

Nasional LAINNYA