<p>Padang, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Petani tembakau merupakan kelompok sosial ekonomi yang penting bagi kemandirian negara. Karena itu, petani tembakau wajib diselamatkan keberadaannya. Saat ini ada upaya menghancurkan kehidupan petani tembakau.<br /><br />Demikian diungkapkan Wakil Ketua PWNU Sumbar Darmansyah pada jumpa pers, Sabtu (17/12) di kantor PWNU Sumbar Jalan Ciliwung 10 Padang. Darmansyah yang membidangi Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Sumbar, didamping Ketua PWNU Sumbar H Khusnun Aziz, Wakil Ketua PWNU Sumbar Dasril dan Wakil Bendahara Aizizak Aziz. <><br /><br />Menurut Darmansyah, UU No. 39 tahun 2009 tentang Kesehatan dan RPP Tembakau yang berkedok melindungi kesehatan masyarakat pada hakikatnya upaya menghabisi petani tembakau. Padahal keberadaan petani tembakau telah berkontribusi terhadap APBN, penciptaan lapangan kerja, ketertiban social, dan ketahanan ekonomi keluarga.<br /><br />“Untuk itu, LPPNU Sumatera Barat menyatakan agar UU Kesehatan tersebut harus direvisi, dan RPP tembakau harus dibatalkan karena mengancam dan kehancuran APBN,” kata Darmansyah.<br /><br />Darmansyah minta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera membatalkan RPP Tembakau yang secara sistematis mengarahkan negara untuk hutang ke luar negeri. Segera mengingatkan Menteri Kesehatan yang telah mengabaikan kepentingan nasional.<br /><br />“Kepada masyarakat petani Indonesia, mari kita gelorakan solidaritas untuk petani tembakau demi menyelamatkan pertanian Indonesia. Mari kita beri kekuatan kepada Presiden SBY agar menegur keras Menteri Kesehatan guna bekerja untuk rakyat Indonesia. Mari kita dorong SBY agar mengembalikan fungsi Kementerian Pertanian untuk mensejahterakan petani Indonesia,” ajak Darmansyah.<br /><br />Menjawab pertanyaan wartawan, Darmansyah mengakui di Sumatera Barat petani tembakau tidak banyak. Mereka terdapat di Kabupaten Agam, Limapuluh Kota, Tanahdatar dan Solok. Namun karena solidaritas dan sudah bergelutan dengan petani puluhan tahun, maka kami merasakan betapa sakitnya petani diperlakukan tidak adil melalui peraturan.<br /><br />”Bisa dibayangkan, ribuan petani tembakau di pulau Jawa yang terancam kehidupannya dengan pembatasan produksi tembakau. Kalau memang masalah rokok yang dapat mengganggu kesehatan, kenapa tidak pabrik rokok saja yang ditutup?” tanya Darmansyah.<br /><br />Ini bukan hanya persoalan produksi tembakau dari petani. Namun masalah ini menyangkut kepentingan kapitalis yang jauh lebih besar dan dahsyat. Kita tak ingin kasus cengkeh yang terbukti ”membunuh” petani pada masa lalu bakal terulang lagi pada petani tembakau. Jangan menyelesaikan satu masalah, dengan menimbulkan masalah baru yang ternyata memperparah keadaan, kata Darmansyah yang juga penemu bakteri NT 45 pembuatan pupuk organik.<br /> <br /></p>
<p><br /><strong>Redaktur : Syaifullah Amin</strong><br /><strong>Kontributor : Armaidi Tanjung di Padang</strong></p>
