Jakarta, <em><strong>NU Online</strong></em><br />
NU memiliki dua model pendidikan, yaitu pesantren dan sekolah. Jika pesantren menghasilkan para ulama dan ahli agama, sekolah yang berada di bawah koordinasi Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU diharapkan mampu menghasilkan tenaga-tenaga profesional dengan berbagai bidang keahlian.<br />
<br />
Demikian dikatakan oleh Ketua PBNU KH Abas Mu’in dalam dialog dengan para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Maarif NU I Kebumen yang sedang mengadakan kunjungan ke gedung PBNU, Rabu (2/7).<><br />
<br />
Sebagai SMK yang berada di bawah naungan Maarif NU, Kang Abas meminta agar pendidikan keagamaan ahlusunnah wal jamaah, pengembangan watak, perilaku dan sikap yang sesuai ajaran Islam tidak dilupakan.<br />
<br />
“Jangan sampai hal ini dilupakan karena kalau tidak, tak ada bedanya dengan sekolah lainnya,” tandasnya.<br />
<br />
Perilaku tak terpuji yang saat ini biasanya dilakukan oleh para pelajar seperti tawuran juga jangan sampai terjadi dalam sekolah di lingkungan NU. “Tambahan nama Maarif NU memiliki arti khusus, kalau tak bisa menjaga nama baik, lebih baik tak usaha dikasih embel-embel NU,” paparnya.<br />
<br />
Sementara itu Wasgino, ketua rombongan menjelaskan saat ini sekolahnya sudah memenuhi standar nasional. SMK yang dimiliki NU di Kebumen saat ini terus berkembang. Yang memiliki siswa lebih dari 1000 per SMK sudah ada tiga buah.<br />
<br />
Wasgino berharap PBNU dapat memfasilitasi bursa kerja bagi siswa karena adanya kesempatan dan informasi yang lebih luas di Jakarta. Pelatihan bagi para guru juga masing sangat diperlukan untuk meningkatan kualitas mereka. <br />
<br />
Kunjungan ke PBNU kali ini merupakan bagian dari kunjungan industri yang dilakukan oleh 200 siswa dengan mendatangai studio TPI dan Taman Ismail Marzuki (TIM) yang merupakan pusat kebudayaan dan tempat berkumpulnya insan film di Jakarta. Dengan mengunjungi gedung PBNu, diharapkan mereka mengenal lebih dekat para pemimpinnya di pusat. (mkf)
