Maklumat Bersama PBNU dan Tokoh Agama Tentang Pilpres 2009

<br /> <div align="center"><em>Bismillahirrohmanirrohim<br /> </em></div> <div align="center">Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa<br /> </div> <br /> Hari ini senin, 6 Juli 2009 jam 15.30 WIB, kami (agamawan lintas agama):<br /> <br /> A.Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU)<br /> Mgr. MD. Situmorang OFM Cap (Ketua KWI)<br /> Dr. Andreas Yewangu (Ketua PGI)<br /> <br /> Telah menerima tamu-tamu sangat terhormat,<br /> Pasangan kandidat Megawati-Parobowo (Mega-Pro/no. (1))<br /> dan JusufKalla-Wiranto (JK-Win)/no. (3))<><br /> <br /> di kantor PBNU Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta.Sebagai agamawan haruslah menerima siapapun tamu yang datang.<br /> <br /> Setelah mendalami persoalan bangsa secara bersama dalam suasana kekeluargaan kebangsaan, utamanya persoalan Pilpres 2009.<br /> <br /> Maka dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bertanggungjawab terhadap rakyat dan keselamatan negara, sampailah kepada hal-hal sebagai berikut :<br /> <br /> 1. Bahwa dalam pelaksanaan Pilpres 2009 yang tinggal dua hari lagi tenyata masih ada haI-haI yang dipersoalkan secara pro kontra antara lain masalah DPT.<br /> <br /> 2. Guna menghilangkan pro kontra serta saling ragu dan curiga, kami minta agar semua pihak saling terbuka, khususnya KPU dalam waktu sesingkat-singkatnya memberikan salinan DPT kepada seluruh pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 1, 2, dan 3, agar bisa dipelajari oleh masing-masing kandidat. DPT bukanlah rahasia negara. Apabila terjadi selisih data haruslah dimusyawarahkan dalam semangat keutuhan kebangsaan sehingga tidak ada lagi pro kontra tentang DPT.<br /> <br /> 3. Bagi siapapun yang keluar sebagai pemenang akan tetap berada pada ganjalan <em>psycho social/psycho politic</em> apabila masalah-masalah ini tidak diselesaikan secara tuntas, dan akibat sampingnya akan merugikan kehidupan berbangsa dan bemegara.<br /> <br /> 4. Kandidat capres/cawapres dapat saja menghindar bahwa kekalutan ini merupakan tanggungjawab KPU saja, namun Presiden RI yang ex officio, adalah kepala negara RI tidak: bisa menghindar dari gejala pertikaian yang mulai menegang tampak: dipermukaan kehidupan bangsa dan negara.<br /> <br /> 5. Oleh karena Indonesia sudah mendesak: untuk segera mempunyai aturan perundangan yang menjamin pemilahan/pemisahan kekuasaan dan fasilitas negara dari penggunaan oleh perorangan atau golongan.<br /> <br /> 6. Menyerukan masyarakat Indonesia agar tetap mejaga persatuan dan kesatuan, mewaspadai pemecah-belahan etnis dan agama, dan tetap dalam bingkai Pancasila, NKRI dan Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an.<br /> <br /> 7. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan mengasihi Indonesia.<br /> <br /> <br /> <div align="right">Jakarta, 6 Juli 2009<br /> </div> <br /> <br /> <div align="right"> <strong>Dr. A. Yewangu<br /> Mgr. MD. Sitomurang OFM Cap<br /> A Hasyim Muzadi</strong></div>

Nasional LAINNYA