<P>Tulungagung, <STRONG>NU Online</STRONG><BR>Pejabat Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama’ (PBNU), Masdar Farid Mas’udi, menyatakan, dalam menghadapi putaran kedua Pemilu Presiden (Pilpres) yang digelar 20 September mendatang, netralitas NU harus lebih dipertegas. Karena sikap partisan sama sekali tidak menguntungkan </P>
<P>“Walaupun Pak Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU non aktif dan kini menjadi Cawapres pasangan Megawati) nanti lolos pada putaran kedua, tapi NU tetap akan bersikap netral. Sebab, NU bukan partai politik dan Pak Hasyim sendiri mencalonkan diri sebagai Cawapres juga tidak berangkat dari institusi NU, tapi atas nama pribadi,” tandas Masdar, saat ditemui di sela-sela acara Forum Silaturrahim Warga NU Jawa Timur, di Ponpes Putra Menara Al-Fattah Mangunsari Tulungagung, Senin (12/7).</P><>
<P>Dijelaskannya, penegasan sikap netral itu diperlukan agar NU sebagai organisasi sosial keagamaan tidak mudah dijadikan kendaraan politik oleh kalangan tertentu. Ini sekaligus untuk menegaskan kembali fungsi NU, apakah sekedar sebagai kendaraan politik atau wadah (organisasi) keumatan.</P>
<P>Masdar mengakui, selama berlangsung Pilpres-Pilwapres putaran I, banyak pengurus NU yang terlibat menjadi Tim Sukses pasangan capres tertentu. Itu sebabnya, ungkap Masdar, PBNU berharap dalam Pilpres-Pilwapres putaran II, ada tanggungjawab moral dari para pengurus NU yang terlibat dalam kegiatan politik praktis itu untuk menjaga netralitas NU.</P>
<P>''Kita berharap, pengurus NU yang terlibat dalam proses politik mempunyai tanggungjawab moral untuk menjaga netralitas NU dari kepentingan politik manapun,'' tegas Masdar F Masudi menanggapi banyaknya pengurus NU di tingkat pusat, Wilayah hingga Cabang yang menjadi Tim Sukses Capres di Pipres-Pilwapres putaran I lalu.</P>
<P>Ditanya adanya sinyalamen yang memprediksikan warga NU banyak yang memilih Golput dalam putaran I Pilpres-Pilwapres lalu, Masdar menyatakan sinyalemen itu mungkin saja terjadi. ''Mungkin saja, dalam putaran I, warga NU banyak yang Golput. Kita lihat angka Golput diprediksikan mencapai 30 persen,'' kata Masdar.</P>
<P>Dikatakan Masdar, PBNU tidak mempermasalahkan warga NU yang memilih Golput. Namun begitu, ungkap ketua P3M itu, dalam putaran II Pilpres-Pilwapres, warga NU diharapkan tidak bersikap Golput. ''Kami berharap, dalam putaran II nanti, warga NU tidak Golput,'' katanya.</P>
<P>“Karenanya warga NU harus diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk menentukan pilihan politiknya masing-masing. Jangan sampai warga NU selalu menggantungkan diri terhadap para tokoh NU. Kalau mereka diposisikan dalam sikap yang selalu tergantung, berarti NU tidak mendewasakan warganya,”terang Masdar.</P>
<P>Dalam pengertian ini, papar Masdar, perlakuan NU terhadap semua partai politik (parpol) harus sama, termasuk PKB, meskipun partai pimpinan Gus Dur dan Alwi Shihab itu punya hubungan historis dengan NU. “Kalau PKB terikat dengan NU ya silakan. Tapi NU tidak bisa diikat oleh parpol manapun. Oleh sebab itu dalam Muktamar nanti harus diperjelas lagi tentang hubungan antara NU dan patai politik,” tandasnya.</P>
<P>Menyikapi adanya desakan dari sejumlah daerah agar segera digelar Muktamar Luar Biasa (MLB), Masdar menyatakan bahwa MLB sulit dilaksanakan. Ia menganggap Muktamar biasa, yang diselenggarakan bulan September, waktunya sudah cukup dekat. Sehingga kalau dipercepat lagi, pihaknya khawatir justru hasilnya tidak maksimal.</P>
<P>Forum yang bertema mempertegas kembali khittah NU itu diikuti tokoh-tokoh NU dari berbagai kota di Jatim. Mereka berasal dari berbagai organisasi di bawah bendera NU, seperti Lakpesdam, GP Anshor, dan LSM-LSM. Forum ini juga menghadirkan plh Ketua PBNU KH Masdar F Mas'udi dan Rais Syuriyah PBNU KH Tolhah Hasan sebagai pembicara.(kd-mhb/whn)<BR></P>
