MUI Harus Berperan Tekan Gesekan Antaragama di Pilpres

<p>Sukoharjo, <em><strong>NU Online</strong></em><br />Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus berperan dalam menjaga keamanan wilayah dengan menekan potensi gesekan antarumat beragama maupun ormas yang mungkin terjadi hajatan Pilpres 9 Juli mendatang<br /><><br />Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Fadlolan Musyafa&rsquo; Mu&rsquo;thi mengatakan, MUI majelis yang mewadahi tokoh-tokoh agama Islam. Anggota MUI harus berpikir jernih dalam menyikapi isu-isu yang belum tentu benar.<br /><br />&ldquo;Kalau ulamanya sudah termakan isu dan sulit mengendalikan diri, bagaimana masyarakatnya. Karena itu MUI memiliki peran sangat penting membantu menjaga kondusivitas dalam menghadapi pemilu,&rdquo; terang Fadlolan yang juga menjabat Sekretaris Komisi Fatwa MUI Provinsi Jateng, usai menghadiri pengukuhan pengurus MUI Sukoharjo di Garaha Satya Praja Sukoharjo, Kamis (6/5) lalu.<br /><br />Senada dengan Fadlolan, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menilai persatuan dalam tubuh MUI akan membuat suasana di menjadi kondusif. Ia juga meminta agar seluruh lapisan masyarakat bersatu dalam menjaga kondusivitas. &ldquo;Meskipun berbeda keyakinan dan pilihan, tidak boleh ada benturan sedikitpun,&rdquo; tegasnya.<br /><br />Dalam kesempatan tersebut, dilantik pengurus baru MUI Sukoharjo 2014-2019 yang diketuai KH Yazid Anwar. Beberapa nama dari kalangan NU juga turut di dalamnya, diantaranya KH. Choirul Anwar, KH. Adib Zain, M Nagib Sutarno, KH Ahmad Baidlowi, Lasimin, dan lain sebagainya. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)<br /><br /></p>

Nasional LAINNYA