NU Netral, Nahdliyin Jangan Golput

<p>Jember, <strong><em>NU Online</em></strong><br />Rais Syuriyah PCNU Jember, Drs KH Hamid Hidir berharap agar jajaran pengurus NU di semua tingkatan tetap netral dalam menyikapi Pilpres 9 Juli mendatang. Menurutnya, sikap netral diperlukan untuk menghindari NU dari keterjebakannya dalam arus politik praktis.<br /><><br />&ldquo;Ya, NU harus netral dan menjaga jarak dengan kontestan Pilpres, agar NU tetap berwibawa,&rdquo; tukasnya kepada <em>NU Online </em>di sela-sela sebuah acara di Jember, Rabu (4/6).<br /><br />Pensiunan Kementerian Agama RI itu tak membantah bahwa sebagian tokoh NU Jember sudah terbelah dukungannya dan menjadi &ldquo;bagian&rdquo; dari kedua pasangan Capres-Cawapres yang ada.<br /><br />Menurutnya, itu tidak masalah lantaran setiap warga negara Indonesia mempunyai hak politik untuk memilih dan dipilih. &ldquo;Yang tidak boleh di NU itu, mengatasnamakan lembaga (NU) dalam berpolitk praktis. Kalau secara pribadi, silahkan,&rdquo; jelasnya.<br /><br />Kiai Hamid menuturkan, kedua pasangan Capres-Capwapres yang bertarung saat ini adalah putra-putra terbaik bangsa, sehingga siapapun yang terpilih diyakini akan membawa perubahan bagi bangsa.</p> <p>Dikatakan, di kedua kubu tersebut ada representasi NU. &ldquo;Di kubu Jokowi-JK, ada Jusuf Kalla, yang asli NU. Sedangkan di kubu satunya,&nbsp; ada pentolan-pentolan NU yang masuk dalam tim sukses. Jadi NU harus netral. Bukan Golput,&rdquo; jelasnya.<strong> (Aryudi A Razaq/Mahbib)</strong></p>

Nasional LAINNYA