<div>Semasa hidup dan pasca tak lagi menjabat Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tak lepas perhatian dari sengkarut perpolitikan tanah air, termasuk pemilihan presiden (pilpres).<br></div><div><br></div><div>Beberapa hari menjelang pemilihan presiden, Gus Dur didatangi sejumlah wartawan. Mereka hendak mewawancarai Gus Dur perihal pilpres yang suasananya sedang memuncak.</div><div><br></div><div>Seorang wartawan bertanya, “Menurut Anda, untuk saat ini partai politik mana yang memiliki peluang besar untuk menang, Gus?”</div><div><br></div><div>“Wah, saya juga nggak ngerti tuh, soale kan pemilihan sekarang dilakukan langsung oleh rakyat, jadi ya kita lihat saja nanti,” jawab Gus Dur enteng.</div><div><br></div><div>“Oh iya Gus, mengapa dalam setiap kampanye, mereka, parpol-parpol itu senang sekali membodohi rakyat,” tanya wartawan lagi.</div><div><br></div><div>“Soale kalau pintar, rakyat nggak bakalan mungkin milih parpol-parpol itu. Orang pintar kan milih T*lak *ngin,” seloroh Gus Dur membuat tawa para wartawan pecah. <span style="font-weight: bold;">(Ahmad) </span></div><div><span style="font-weight: bold;"><br></span></div><div><span style="font-style: italic; font-size: 11px;"><br></span></div><div><span style="font-style: italic; font-size: 11px;">*) Disarikan dari buku Muhammad Wahab Hasbullah, 'Ngakak Bareng Gus Dur' (2010)</span></div>
